Penelitian Geografi Banjir

 



BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Banjir merupakan suatu masalah yang sampai saat masih perlu adanya penanganan khusus dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Banjir bukan masalah yang ringan. Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran curah hujan yang diatas normal, perubahan suhu, tanggul/ bendungan yang bobol, pencairan salju yang cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain (Ligal, 2008). Sedikitnya ada lima faktor penting penyebab banjir di Indonesia yaitu faktor hujan, faktor hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai (DAS), faktor kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai, faktor pendangkalan sungai dan faktor kesalahan tata wilayah dan pembangunan sarana dan prasarana.

Maka disini penulis hadir untuk mengetahui seberapa sering banjir datang di Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu ini dan seberapa baik tanah untuk resapan air di daerah tersebut. Serta apa saja dampak yang terjadi Ketika terjadi banjir di daerah tersebut baik dari presepsi masyarakat maupun pandangan pemerintah daerah setempat.

 

B.   Rumusan Masalah

1.    Mengenal apa itu banjir, faktor yang mempengaruhi terjadinya, serta dampak yang ditimbulkan Ketika dan pasca banjir.

2.    Bagaimana kondisi ekonomi masyarakat di desa tersebut baik Ketika maupun pasca banjir

3.    Apa saja upaya yang telah dilakukan pemerintah atau penduduk setempat guna menghadapi banjir

 

C.   Tujuan penelitian

Dari rumusan masalah di atas dapat di Tarik tujuan penelitian ini diantara nya untuk:

1.    Untuk Mengenal apa itu banjir, faktor yang mempengaruhi terjadinya, serta dampak yang ditimbulkan Ketika dan pasca banjir.

2.    Untuk mengetahui Bagaimana kondisi ekonomi masyarakat di desa tersebut baik Ketika maupun pasca banjir

3.    Untuk mengetahui Apa saja upaya yang telah dilakukan pemerintah atau penduduk setempat guna menghadapi banjir

 

 

 

BAB III

LANDASAN TEORI

 

A.      Pengertian Banjir

Banjir diartikan sebagai aliran atau genangan air yang menimbulkan kerugian ekonomi atau bahkan menyebabkan kehilangan jiwa, sedangkan dalam istilah teknik diartikan sebagai aliran air sungai yang mengalir melampaui kapasitas tampung sungai tersebut (Hewlett, 1982 dalam Khotimah 2013). Selain itu, banjir menjadi masalah dan berkembang menjadi bencana ketika banjir tersebut mengganggu aktivitas manusia dan bahkan membawa korban jiwa dan harta benda (sobirin, 2009). Banjir disuatu tempat bisa berbeda-beda tergantung dari kondisi fisik wilayah tersebut. Dalam hal ini, ada yang mengalami banjir lokal, banjir kiriman, maupun banjir rob (Wika Ristya, 2012).

Adapun penjelasan dari kejadian banjir tersebut dapat dijelaskan di bawah ini:

1.       Banjir Lokal

Banjir lokal disebabkan oleh tingginya intensitas hujan dan belum tersedianya sarana drainase memadai. Banjir lokal ini lebih bersifat setempat, sesuai dengan luas sebaran hujan lokal. Banjir ini semakin parah apabila saluran drainase tidak berfungsi secara optimal, dimana saluran tersebut tersumbat sampah, sehingga mengurangi kapasitas penyalurannya.

2.       Banjir Kiriman

Banjir kiriman ini disebabkan oleh peningkatan debit air sungai yang mengalir. Banjir ini diperparah oleh kiriman dari daerah atas. Sebagian besar sebagai akibat bertambah luasnya daerah terbangun dan mengubah koefisien aliran di daerah tangkapan, sehingga semakin banyak air yang menjadi aliran permukaan, sebaliknya semakin sedikit air meresap menjadi air tanah.

3.       Banjir Rob

Banjir ini disebabkan oleh tingginya pasang surut air laut yang melanda daerah pinggiran laut atau pantai. Fenomena banjir dapat terjadi kapan pun dan dimana saja. Untuk dapat mengidentifikasi resiko banjir yang mempengaruhi manusia dan lingkungannya, maka perlu diketahui faktor penyebabnya. Banjir dan kekeringan adalah masalah yang saling berkaitan, semua faktor yang menyebabkan kekeringan kemudian akan menyebabkan terjadinya banjir (Wika Ristya, 2012). Siswoko (2002) dalam Andi Ikmal (2014) mengemukakan ada beberapa fakor penyebab banjir yaitu:

a.    Curah hujan

Pada musim penghujan curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan banjir di sungai dan bila melebihi tebing sungai maka akan timbul banjir atau genangan.

b.    Erosi dan sedimentasi

Erosi di DAS berpengaruh terhadap kapasitas penampungan sungai, karena tanah yang tererosi pada DAS tersebut apabila terbawa air hujan ke sungai akan mengendap dan menyebabkan terjadinya sedimentasi. Sedimentasi akan mengurangi kapasitas sungai dan saat terjadi aliran yang melebihi kapasitas sungai dapat menyebabkan banjir.

c.    Kapasitas sungai

Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai disebabkan oleh pengendapan yang berasal dari erosi dasar sungai dan tebing sungai yang berlebihan karena tidak adanya vegetasi penutup.

d.    Pengaruh air pasang

Pengaruh air pasang air laut memperlambat aliran sungai ke laut. Pada waktu banjir bersamaan dengan air pasang yang tinggi, maka tinggi genangan/banjir menjadi lebih tinggi karena terjadi aliran balik.

e.    Pendangkalan sungai

Pendangkalan sungai bisa terjadi karena endapan lumpur yang terbawa dari daerah yang lebih tinggi atau karena tumpukan sampah. Hal ini jelas mengurangi kemampuan sungai menampung air, akhirnya air dari badan sungai meluap ke daratan.

f.     Tidak berfungsinya saluran pembuangai air

Saluran pembuangan air seperti selokan sering tidak berfungsi. Selain sempit, tersumbat sampah, juga mengalami pendangkalan. Akibatnya ketika hujan turun air pun akan melimpah.

 

B.      Pengertian Kerentanan

Menurut Wignyusukarto (2007) dalam Wika Ristya (2012), Kerentanan adalah suatu keadaan penurunan ketahanan akibat pengaruh eksternal yang mengancam kehidupan, mata pencaharian, sumber daya alam, infrastruktur, produktivitas ekonomi, dan kesejahteraan. Hubungan antara bencana dan kerentanan menghasilkan suatu kondisi resiko, apabila kondisi tersebut tidak dikelola dengan baik.

Berdasarkan BAKORNAS PB (2007) bahwa kerentaan (vulnerability) adalah sekumpulan kondisi atau suatu akibat keadaan (faktor fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan) yang berpengaruh buruk terhadap upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan bencana. Kerentanan ditujukan pada upaya mengidentifikasi dampak terjadinya bencana berupa jatuhnya korban jiwa maupun kerugian ekonomi dalam jangka pendek, terdiri dari hancurnya pemukiman infrastruktur, sarana dan prasarana serta bangunan lainnya, maupun kerugian ekonomi jangka panjang berupa terganggunya roda perekonomian akibat trauma maupun kerusakan sumber daya alam lainnya

 

C.      Definisi dan Jenis Bencana

Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut: 
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.

Kejadian Bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana, korban dan/ataupun kerusakan. Jika terjadi bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah, maka dihitung sebagai satu kejadian.

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan.

Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah "erupsi". Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas, lontaran material (pijar), hujan abu lebat, lava, gas racun, tsunami dan banjir lahar.

Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan ("tsu" berarti lautan, "nami" berarti gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi.

Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng.

Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat.

Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air yang besar yang disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur sungai.

 

 

 

 

 

Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Adapun yang dimaksud kekeringan di bidang pertanian adalah kekeringan yang terjadi di lahan pertanian yang ada tanaman (padi, jagung, kedelai dan lain-lain) yang sedang dibudidayakan .

Kebakaran adalah situasi dimana bangunan pada suatu tempat seperti rumah/pemukiman, pabrik, pasar, gedung dan lain-lain dilanda api yang menimbulkan korban dan/atau kerugian.

Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu keadaan di mana hutan dan lahan dilanda api, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan yang menimbulkan kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan. Kebakaran hutan dan lahan seringkali menyebabkan bencana asap yang dapat mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat sekitar.

Angin puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba-tiba, mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan 40-50 km/jam hingga menyentuh permukaan bumi dan akan hilang dalam waktu singkat (3-5 menit).

Gelombang pasang atau badai adalah gelombang tinggi yang ditimbulkan karena efek terjadinya siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia dan berpotensi kuat menimbulkan bencana alam. Indonesia bukan daerah lintasan siklon tropis tetapi keberadaan siklon tropis akan memberikan pengaruh kuat terjadinya angin kencang, gelombang tinggi disertai hujan deras.

Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipicu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi.

Kecelakaan transportasi adalah kecelakaan moda transportasi yang terjadi di darat, laut dan udara.

Kecelakaan industri adalah kecelakaan yang disebabkan oleh dua faktor, yaitu perilaku kerja yang berbahaya (unsafe human act) dan kondisi yang berbahaya (unsafe conditions). Adapun jenis kecelakaan yang terjadi sangat bergantung pada macam industrinya, misalnya bahan dan peralatan kerja yang dipergunakan, proses kerja, kondisi tempat kerja, bahkan pekerja yang terlibat di dalamnya.

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.

 

 

 

 

Konflik Sosial atau kerusuhan sosial atau huru hara adalah suatu gerakan massal yang bersifat merusak tatanan dan tata tertib sosial yang ada, yang dipicu oleh kecemburuan sosial, budaya dan ekonomi yang biasanya dikemas sebagai pertentangan antar suku, agama, ras (SARA).

Aksi Teror adalah aksi yang dilakukan oleh setiap orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan sehingga menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat masal, dengan cara merampas kemerdekaan sehingga mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda, mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik internasional.

Sabotase adalah tindakan yang dilakukan untuk melemahkan musuh melalui subversi, penghambatan, pengacauan dan/ atau penghancuran. Dalam perang, istilah ini digunakan untuk mendiskripsikan aktivitas individu atau grup yang tidak berhubungan dengan militer, tetapi dengan spionase. Sabotase dapat dilakukan terhadap beberapa sruktur penting, seperti infrastruktur, struktur ekonomi, dan lain-lain. Sumber (https://bnpb.go.id//definisi-bencana)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.   Objek Penelitian

Kami melakukan objek penelitian di daerah Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu yang berada di daerah pesisir pantai

 

B.   Ruang Lingkup Penelitian

Kami hanya meneliti dampak banjir dan pasca bencana banjir bagi masyarakat yang mengalami bencana banjir di daerah Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu yang berada di daerah pesisir pantai

 

C.   Metode Pustaka

Menurut M.Nazir dalam bukunya yang berjudul ‘Metode Penelitian’ mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan : “Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.”(Nazir,1988: 111).

Studi Kepustakaan yaitu mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi obyek penelitian.

 

Metode Pustaka merupakan metode pengumpul data yang dilakukan dengan cari mencari informasi dari berbagai sumber yang ada.

Kami menggunakan metode pustaka untuk melakukan pengumpulan data, kami mencari beberapa informasi yang tidak kami ketahui dari berbagai sumber antara lain dari internet dengan

 

D.   Metode Observasi

Metode observasi merupakan metode pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Kami menngunakan teknik pengumpulan data ini berupa menggunakan foto sebagai gambaran yang terjadi banjir dan pasca banjir

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

A.   Hasil

Bencana alam seringkali tidak kita duga kedatangannya, dimana seringkali peristiwa ini merugikan banyak orang dan penduduk setempat. Bencana alam merupakan peristiwa yang disebabkan oleh keadaan alam seperti curah hujan yang tinggi, erosi tanah, dan masih banyak lagi.

Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan bencana banjir yang merupakan keadaan dimana suatu wilayah atau kawasan terendam oleh air dengan jumlah yang besar.

Faktor yang menyebabkan terjadinya bencana banjir pada suatu kawasan Pesisir Pantai diKecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu adalah sampah yang dibuang sembarangan. Sampah yang semakin lama menumpuk karena banyaknya penggunaan barang sekali pakai seperti kantong plastik, sedotan, hingga masker yang sulit untuk didaur ulang. Jika sampah ini terus menerus menumpuk maka aliran air yang ada akan tersumbat yang membuat tekanan air tersebut semakin besar. Sehingga volume air yang ada akan semakin deras yang dapat menyebabkan adanya air berlebih.

Namun, masih banyak orang yang masih belum sadar akan masalah sampah ini dan membuang sampah sembarangan. Oleh sebab itu, mari kita mulai bersama-sama untuk hidup yang lebih sustainable dengan menggunakan barang yang dapat didaur ulang atau menggunakan barang yang dapat digunakan berulang-ulang kali.

kawasan yang berada di dataran rendah akan rentan dengan bencana banjir ini. Seperti yang kita ketahui bahwa air mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah.

Oleh sebab itu, dengan berada di kawasan dataran rendah akan lebih memiliki resiko yang besar terkena bencana banjir.

kiriman air yang datang dari dataran tinggi, seperti faktor penyebab yang di atas, seringkali dataran yang lebih rendah mendapat kiriman air banjir dari kawasan pegunungan yang lebih tinggi.

 

 

B.   Pembahasan

1.    Factor yang menyebabkan banjir

Bencana banji yang melanda masyarakat memiliiki factor yang dapat menimbilkan adanya bencana banjir, diantara nya adalah:

a.       Faktor Kondisi Drainase yang Tidak Memadai

Kondisi tidak memadainya infrastruktur tersebut secara umum dikarenakan banyak saluran drainase di wilayah Kecamatan Manggala yang belum terbangun. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan permasalahan interkoneksi saluran baik yang disebabkan oleh sedimentasi yang tinggi, ataupun dampak pembangunan. Hal tersebut menyebabkan pendangkalan drainase yang berakibat kepada penurunan kapasitas sistem drainase, sehingga tidak mampu mengendalikan limpasan air permukaan dari hujan ataupun limpasan berupa banjir kiriman

b.      Faktor Lokasi Permukiman berada di Daerah Akumulasi Genangan (Cekungan dan Landai)

Faktor lokasi permukiman berada di daerah akumulasi genangan yaitu cekungan dan landai menjelaskan mengenai banyak permukiman masyarakat yang terbangun di wilayah beresiko terdampak banjir seperti di daerah cekungan dan di daerah landai.

c.       Faktor Penurunan Daya Infiltrasi Tanah

Pengaruh kepadatan bangunan yang cenderung mengalami peningkatan akibat penetapan kawasan sebagai kawasan permukiman terpadu, berdampak kepada masyarakat dan lingkungan. Pertumbuhan pembangunan yang sangat tinggi mendesak keberadaan sungai dan saluran drainase, dan daerah resapan air menjadi semakin kecil. Sehingga berdampak pada daya resap air yang rendah, akibat tutupan lahan akan perkerasan semakin luas.

2.    Dampak yang ditimbulkan Ketika dan pasca banjir

dampak yang ditimbulkan sangat bervariasi, tertgantung wilayah yang terdampak banjir. Namun begitu dapat di ambil secara umum dampak banjir yang di timbulkan, diantara nya adalah:

a.       matinya perekonomian masyarakat setempat,

b.       lumpuhnya alat transportasi darat

c.       terhambat nya aktivitas masyarakat

d.      serta dapat menimbulkan penyakit (jika air yang tergenang adalah air yang bercampur dengan sampah)

3.    Kondisi masyarakat di kelurahan tersebut baik Ketika maupun pasca banjir

Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran curah hujan yang diatas normal, perubahan suhu, tanggul/ bendungan yang bobol, pencairan salju yang cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain Bencana banjir sering menimbulkan dampak negative terhadap wilayah yang digenangi nya, baik secara finansisal maupun secara aktivitas masyarakat. Namun menurut saya pribadi sebagai masyarakat yang juga terdampak banjir di perkampungan, bahwa banjir tidak sepenuhnya membawa dampak buruk bagi kehidupan, diantara dampak buruk yang dibawa bencana banjir terdapat pula dampak baik yang dibawa oleh bencana banjir. Diantara dampak baik dan dampak buruk nya dapat kita uraikan dibawah ini, diantaranya adalah:

a.    Dampak negatiif

Dampak negative yang dirasakan oleh masyarakat pesisir pantai Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu sangat bervariasi, mulai dari keterhambtan aktivitas rutin, hingga lumpuhnya perekonomian masyarakat sekitar. Keterhambatan aktivitas masyarakat rutin yang terjadi menurut ibu Bariyah yang saya wawancarai selaku warga yang terdampak bencana banjir adalah suami nya yang juga bekerja sebagai buruh bangunan menjadi terhambat dalam pekerjaan beliau dikarenakan akses transportasi darat yang lumpuh total dan hanya bisa dilalui oleh kapal (transportasi air) otomatis hal itu akan lebih memakan waktu. Sedangkan contoh lumpuhnya perekonomian masyarakat sekitar menurut bapak Arul yang juga selaku warga yang terdampak banjir adalah yang biasa nya beliau bekerja berjualan baju di pasar, maka selama banjir beliau hanya berjaga dirumah, dan tidak mendapat pemasukan sama sekali. Beliau adalah juga seorang petani, dimana beliau turut merasakan hal negative yang terjadi.

Dimana dalam sector pertanian juga lumpuh total. Selain itu juga dampak negative yang terjadi menurut kepala desa pantai hambawang bapak Mahdianoor, adalah lepas nya binatang liar dari penangkaran. Dikabarkan bahwa di desa tersebut sempat terlihat 3 ekor buaya yang lepas dari penangkaran yang berada tidak jauh dari desa pantai hambawang, atau bisa dikatakan bahwa penangkaran tersebut berada di desa tetangga dari desa pantai hambawang, jelasnya.

b.    Dampak Positif

Menurut satu di antara tetua adat di pesisir pantai Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu bapak H. Marno mengatakan bahwa bencana banjir ini tidak sepenuhnya membawa dampak buruk bagi kehidupan masyarakat. Menurut pria berusia hampir 50 tahun itu bencana ini juga mendatangkan hal positif, dimana menurut beliau dengan terjadinya bencana banjir ini ada beberapa jenis ikan payau yang masuk kepedesaan tersebut seperti lele dumbo, dan ikan Nila.

Beliau menuturkan bahwa pada sebelum banjir kondisi air di desa tersebut sangat “kalat” (sebutan orang banjar pada kondisi air yang terasa kecut) maka dengan dating nya banjir kondisi air di desa tersebut menjadi hambar/menjadi air payau.

4.    Upaya yang dilakukan pemerintah/ penduduk setempat guna menghadapi banjir

Dalam hal ini pmerintah bukan hanya diam saja, namun pemerintah daerah juga sudah mempersiapkan hal-hal yang berkemungkinan terjadi saat akan dating bencana banjir, salah satu nya adlah pengerukan kembali sungai inti yang terdapat di desa pantai hambawang, namun keadaan berbicara lain. Banjir tetap melanda desa itu, dikarenakan curah dan intensitas hujan yang cukup tinggi, sehingga di daerah hulu kanan tidak dapat lagi menanggung beban yang cukup berat tersebut sehingga mengakibatkan banjir di seluruh Kota Bengkulu dan tidak terkecuali pesisir pantai Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu.  Sedangkan upaya yang dilakukan oleh masyarakat sekitar hanya dilakukan Ketika banjir telah merendam . Mereka hanya mengupayakan bahwa harta benda yang mereka miliki agar tidak tersentuh air yang terus naik, khusus nya padi.

BAB V

KESMPULAN DAN SARAN

 

A.   Kesimpulan

Factor yang menyebabkan banjir Bencana banji yang melanda masyarakat memiliiki factor yang dapat menimbilkan adanya bencana banjir, diantara nya adalah Faktor Kondisi Drainase yang Tidak Memadai dan Faktor Lokasi Permukiman berada di Daerah Akumulasi Genangan (Cekungan dan Landai) Faktor lokasi permukiman berada di daerah akumulasi genangan yaitu cekungan dan landai beresiko terdampak banjir seperti di daerah cekungan dan di daerah landai.

Namun begitu dapat di ambil secara umum dampak banjir yang di timbulkan, diantara nya adalah matinya perekonomian masyarakat setempat, lumpuhnya alat transportasi darat, terhambat nya aktivitas masyarakat, serta dapat menimbulkan penyakit (jika air yang tergenang adalah air yang bercampur dengan sampah) Kondisi masyarakat di desa tersebut baik Ketika maupun pasca banjir Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran curah hujan yang diatas normal, perubahan suhu, tanggul/ bendungan yang bobol, pencairan salju yang cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain Bencana banjir sering menimbulkan dampak negative terhadap wilayah yang digenangi nya, baik secara finansisal maupun secara aktivitas masyarakat.

 

B.   Saran

Namun menurut saya pribadi sebagai masyarakat yang juga terdampak banjir di perkampungan, bahwa banjir tidak sepenuhnya membawa dampak buruk bagi kehidupan, diantara dampak buruk yang dibawa bencana banjir terdapat pula dampak baik yang dibawa oleh bencana banjir.

Sebaiknya kita menjaga kelestarian alam dengan tidak menebang hutan sembarangan, tidak membuang sampah disungai  yang bisa menyebabkan banjir.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

https://www.gramedia.com/literasi/penyebab-terjadinya-banjir/

 

Pratomo, A. J. (2008). Analisis Kerentanan Banjir di Daerah Aliran Sungai Sengkarang Kabupaten Pekalongan Provinsi Jawa Tengah dengan Bantuan Sistem Informasi Geografis (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

 

Subiyakto, B., & Abbas, E. W. (2020). Strategi Pembelajaran IPS: Konsep dan Aplikasi.

 

Findayani, A. (2018). Kesiap siagaan masyarakat dalam penanggulangan banjir di Kota Semarang. Jurnal Geografi: Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian, 12(1), 102-114.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Penelitian Geografi ini sebagai tugas mata pelajaran   yang berjudul  Dampak Banjir dan Pasca Banjir di Masyarakat Pesisir Pantai Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Kota Bengkulu

Saya telah menyusun Laporan Penelitian Geografi ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan saya, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.

Tak lupa ucapan terimakasih saya sampaikan kepada guru geografi atas bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada saya. Sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan  Laporan Penelitian Geografi ini tepat pada waktunya dan InsyaAllah sesuai yang saya harapkan. Dan saya ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan Laporan Penelitian Geografi ini.

Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus pengetahuan bagi kita semuanya. Amin.

 

                                                                           Penyangkak, Oktober 2022

                                                                                       Penulis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ii

 
 


DAFTAR ISI

 

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................. i

KATA PENGANTAR............................................................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang............................................................................................. 1

B.   Rumusan Masalah....................................................................................... 1

C.   Tujuan Penelitian......................................................................................... 1

BAB II LANDASAN TEORI

A.    Pengertian Banjir......................................................................................... 2

B.    Pengertian Kerentanan............................................................................... 3

C.   Definisi dan Jenis Bencana......................................................................... 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.    Objek Penelitian.......................................................................................... 7

B.    Ruang Lingkup Penelitian........................................................................... 7

C.   Metode Pustaka.......................................................................................... 7

D.   Metode Observasi....................................................................................... 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil............................................................................................................. 8

B.    Pembahasan............................................................................................... 8

BAB  V KESIMPULAN DAN SARAN

A.     Kesimpulan................................................................................................ 11

B.     Saran......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

iii

 
 


Komentar