BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Indonesia
merupakan negara yang memiliki banyak kebudayaan dan adat istiadat. Oleh karena
itu, perlu ada cara pandang dan sikap yang sama mengenai diri dan
lingkungannya. Indonesia merupakan negara yang beraneka ragam dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan. Berdasarkan teori-teori tentang wawasan,
latar belakang, falsafah Pancasila, latar belakang pemikiran aspek wilayah,
aspek sosial budaya, dan aspek kesejarahan, terbentuklah satu wawasan nasional
Indonesia yang disebut wawasan nusantara dengan rumusan pengertian yang sampai
saat ini terus berkembang. Banyak pengertian tentang wawasan nusantara, tetapi
ada satu pendapat pengertian wawasan nusantara yang diusulkan menjadi ketetapan
majelis permusyawaratan rakyat dan dibuat di Lemhanas tahun 1999.
Dengan
demikian, wawasan nusantara mencakup semua aspek kehidupan yang utuh sehingga
tidak dapat dipisah-pisahkan sesuai dengan kepentingan. Bangsa Indonesia yang
majemuk harus mampu membina dan membangun atau menyelenggarakan kehidupan
nasional yang baik. Untuk itu, pembinaan dan penyelenggaraan tata kehidupan
bangsa dan negara disusun atas dasar hubungan timbal balik antara semua aspek
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional. Dari pengertian di atas
maka pengertian yang digunakan sebagai acuan pokok ajaran dasar wawasan
nusantara sebagai geopolitik Indonesia, adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap
menghargai serta menghormati kebinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional
untuk mencapai tujuan nasional.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.
Apa pengertian wawasan nusantara?
2.
Bagaimana kedudukan, fungsi, dan tujuan
wawasan nusantara?
3.
Apa yang dimaksud aspek trigatra dan
pancagatra dalam wawasan nusantara?
4.
Bagaimana peran serta warga negara mendukung
implementasi wawasan kebangsaan?
5.
Sebutkan contoh keberhasilan pelaksanaan asas
wawasan nusantara?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian wawasan nusantara
2.
Bagaimana kedudukan, fungsi, dan tujuan
wawasan nusantara
3.
Untuk mengetahui Apa yang dimaksud aspek
trigatra dan pancagatra dalam wawasan nusantara
4.
Untuk mengeahui peran serta warga negara
mendukung implementasi wawasan kebangsaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Wawasan
Nusantara
1. Pengertian
Wawasan Nusantara
Secara
etimologis, wawasan nusantara berasal dari kata wawasan dan nusantara. Wawasan
berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan dan
penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah pandangan, tinjauan, penglihatan,
tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang dan cara melihat. Nusantara
berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan.
Antara artinya menunjukkan letak antara dua unsur. Jadi nusantara adalah
kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, yaitu benua Asia dan Australia,
dan dua samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik. Berdasarkan pengertian
modern, kata “nusantara” digunakan sebagai pengganti nama Indonesia.
Sedangkan
terminologi, wawasan menurut beberapa pendapat sebagai berikut:
1)
Menurut Prof. Wan Usman, “wawasan
nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya
sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.”
2)
Menurut GBHN 1998, wawasan nusantara adalah
cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3)
Menurut kelompok kerja wawasan nusantara
untuk diusulkan menjadi Tap MPR,
yang dibuat Lemhanas tahun 1999, yaitu “cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional.”
Berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut, secara sederhana wawasan nusantara berarti cara
pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya. Wawasan nusantara
sebagai wawasan nasional Indonesia pada hakikatnya merupakan perwujudan dari
kepulauan nusantara.
Sebagai satu kesatuan
pertahanan dan keamanan. Selain itu juga, wawasan nusantara merupakan
pencerminan dari kepentingan yang sama, tujuan yang sama terpeliharanya
persatuan dan kesatuan bangsa dan kesatuan wilayah Indonesia. Dengan kata lain
sebagai wawasan nasionalnya, wawasan nusantara menjadi pola yang mendasari cara
berpikir, bersikap dan bertindak dalam rangka menangani permasalahan yang
menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Hakikat
Wawasan Nusantara
Hakikat
wawasan nusantara adalah keutuhan nusantara dalam pengertian cara pandang yang
selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional. Hal
tersebut berarti bahwa setiap warga masyarakat dan aparatur negara harus
berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentingan
bangsa dan negara Indonesia. Demikian juga produk yang dihasilkan oleh lembaga
negara harus dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia
tanpa menghilangkan kepentingan lainnya, seperti kepentingan daerah, golongan,
dan perorangan.
Kita
memandang bangsa Indonesia dengan nusantara merupakan satu kesatuan. Jadi,
hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan dan kesatuan wilayah nasional. Dengan
kata lain, hakikat wawasan nusantara adalah persatuan bangsa dan kesatuan
wilayah. Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat wawasan nusantara diwujudkan
dengan menyatakan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
3. Asas
Wawasan Nusantara
Asas
wawasan nusantara merupakan ketentuan atau kaidah dasar yang harus dipatuhi,
ditaati, dipelihara, dan diciptakan demi tetap taat dan setianya komponen pembentuk
bangsa Indonesia terhadap kesepakatan bersama. Jika asas wawasan nusantara
diabaikan, komponen pembentuk kesepakatan bersama akan melanggar kesepakatan
bersama tersebut yang berarti tercerai berainya bangsa dan negara Indonesia.
Adapun, asas wawasan nusantara tersebut adalah sebagai berikut.
a.
Kepentingan yang Sama
Ketika
menegakkan dan merebut kemerdekaan, kepentingan bersama bangsa Indonesia adalah
menghadapi penjajah secara fisik dari bangsa lain. Sekarang, bangsa Indonesia
harus menghadapi penjajahan yang berbeda. Misalnya, dengan cara “adu domba” dan
“memecah belah” bangsa dengan menggunakan dalih HAM,
demokrasi, dan lingkungan hidup. Padahal, tujuan kepentingannya sama yaitu
tercapainya kesejahteraan dan rasa aman yang lebih baik daripada sebelumnya.
b.
Keadilan
Kesesuaian
pembagian hasil dengan adil, jerih payah, dan kegiatan baik perorangan,
golongan, kelompok maupun daerah.
c.
Kejujuran
Keberanian
berpikir, berkata, dan bertindak sesuai realitas serta ketentuan yang benar
biar pun realitas atau ketentuan itu pahit dan kurang enak didengarnya. Demi
kebenaran dan kemajuan bangsa dan negara, hal itu harus dilakukan.
d.
Solidaritas
Diperlukan
kerja sama, mau memberi, dan berkorban bagi orang lain tanpa meninggalkan ciri
dan karakter budaya masing-masing.
e.
Kerja Sama
Adanya
koordinasi, saling pengertian yang didasarkan atas kesetaraan sehingga kerja
kelompok, baik kelompok kecil maupun besar dapat mencapai sinergi yang lebih
baik.
f.
Kesetiaan
Kesetiaan
terhadap kesepakatan bersama untuk menjadi bangsa dan mendirikan negara
Indonesia yang dimulai, dicetuskan, dan dirintis oleh Boedi Oetomo tahun
1908, Sumpah
Pemuda tahun 1928, dan Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945. Kesetiaan terhadap kesepakatan ini sangat penting dan menjadi
tonggak utama terciptanya persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan. Jika
kesetiaan ini goyah, dapat dipastikan persatuan dan kesatuan akan hancur
berantakan.
B. Kedudukan,
Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara
Wawasan
nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Wawasan nasional merupakan visi
bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia sesuai dengan
konsep wawasan nusantara adalah menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang
satu dan utuh pula. Kedudukan wawasan nusantara sebagai salah satu konsepsi
ketatanegaraan Republik Indonesia.
1.
Kedudukan Wawasan Nusantara
Wawasan
nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran yang
diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat Indonesia agar tidak terjadi
penyesatan atau penyimpangan dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan
nasional. Dengan demikian, wawasan nusantara menjadi landasan visional dalam
menyelenggarakan kehidupan nasional.
2.
Fungsi Wawasan Nusantara
Wawasan
nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu
dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi
penyelenggaraan negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3.
Tujuan Wawasan Nusantara
Wawasan
nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional
daripada kepentingan individu, kelompok golongan, suku bangsa atau daerah.
Kepentingan-kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui, dan dipenuhi selama
tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan masyarakat.
Nasionalisme yang tinggi di segala bidang demi tercapainya tujuan nasional
tersebut merupakan pancaran dari makin meningkatnya rasa, paham, dan semangat
kebangsaan dalam jiwa bangsa Indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan
wawasan nusantara.
C. Aspek
Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara
Konsepsi
wawasan nusantara merupakan suatu konsep di dalam cara pandang dan pengaturan
yang mencakup segenap kehidupan bangsa yang dinamakan astagatra, yang meliputi
aspek alamiah (trigatra) dan aspek sosial (pancagatra). Trigatra meliputi
posisi dan lokasi geografis negara, keadaan dan kekayaan alam, dan keadaan dan kemampuan
penduduk. Pancagatra merupakan aspek sosial kemasyarakatan terdiri dari
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan
(Ipoleksosbudhankam). Antara gatra yang satu dengan yang lain terdapat hubungan
yang bersifat timbal balik dengan hubungan yang erat yang saling
interdependensi, demikian juga antara trigatra dan pancagatra.
1.
Aspek-aspek Trigatra
a.
Letak dan Bentuk Geografis
Jikalau
kita melihat letak geografis wilayah Indonesia dalam peta dunia, maka akan
nampak jelas bahwa wilayah negara tersebut merupakan suatu kepulauan, yang
menurut wujud ke dalam, terdiri dari daerah air dengan ribuan pulau-pulau di
dalamnya. Dalam bahasa asing bisa disebut sebagai suatu archipelago
kelvar, kepulauan itu merupakan suatu archipelago yang
terletak antara Benua Asia di sebelah utara dan Benua Australia di sebelah
selatan serta Samudra Indonesia di sebelah barat dan Samudra Pasifik di sebelah
timur. Letak geografis antara dua benua dan samudra yang penting itu, maka dikatakan
bahwa Indonesia mempunyai suatu kedudukan geografis di tengah-tengah jalan lalu
lintas silang dunia.
Karena
kedudukannya yang strategis itu, dipandang dari tiga segi kesejahteraan di
bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya, Indonesia telah banyak mengalami
pertemuan dengan pengaruh pihak asing (akulturasi). Indonesia terletak pada 6
LU–11 LS, 95 BT–141 BT, dilalui garis khatulistiwa yang di tengah-tengahnya
terbentang garis ekuator sehingga Indonesia mempunyai 2 musim, yaitu musim
hujan dan kemarau.
b.
Keadaan dan Kemampuan Penduduk
Penduduk
adalah sekelompok manusia yang mendiami suatu tempat atau wilayah. Adapun
faktor penduduk yang mempengaruhi ketahanan
nasional adalah sebagai berikut.
1) Faktor
yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk
Jumlah
penduduk berubah karena kematian, kelahiran, pendatang baru, dan orang yang
meninggalkan wilayahnya. Segi positif dari pertambahan penduduk ialah
pertambahan angkatan
kerja (man power) dan pertambahan
tenaga kerja (labour force). Segi negatifnya, apabila pertumbuhan
penduduk tidak seimbang dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tidak diikuti dengan usaha
peningkatan kualitas penduduk.
2) Faktor
yang Mempengaruhi Komposisi Penduduk
Komposisi
adalah susunan penduduk menurut umur, kelamin, agama, suku bangsa, tingkat
pendidikan, dan sebagainya. Susunan penduduk itu dipengaruhi oleh mortalitas,
fertilitas, dan migrasi. Fertilitas sangat berpengaruh besar terhadap umur dan
jenis penduduk golongan muda yang dapat menimbulkan persoalan penyediaan
fasilitas pendidikan, perluasan lapangan kerja, dan sebagainya.
3) Faktor
yang Mempengaruhi Distribusi Penduduk
Distribusi
penduduk yang ideal adalah distribusi yang dapat memenuhi persyaratan
kesejahteraan dan keamanan yaitu penyebaran merata. Oleh karena itu, pemerintah
perlu memberikan kebijakan yang mengatur penyebaran penduduk, misalnya dengan
cara transmigrasi, mendirikan pusat-pusat pengembangan (growth centers),
pusat-pusat industri, dan sebagainya. Kemampuan penduduk yang tidak seimbang
dengan pertumbuhan penduduk dapat menimbulkan ancaman
di bidang pertahanan keamanan.
4) Keadaan
dan Kekayaan Alam
Kekayaan
sumber-sumber alam sebenarnya terdapat di atmosfer, di permukaan bumi, di laut,
di perairan, dan di dalam bumi. Sumber-sumber alam sesungguhnya mempunyai arti
yang sangat luas di mana Indonesia terkenal sebagai negara yang mempunyai
sumber-sumber alam yang berlimpah ruah. Sebagai gambaran umum, sumber-sumber
alam termasuk sumber-sumber pelican atau mineral, sumber-sumber nabati atau
flora, dan sumber-sumber hewani atau fauna. Untuk memulai dengan sumber-sumber
pelican atau mineral dapat diutarakan, bahwa negara Indonesia mempunyai
sumber-sumber mineral yang meliputi bahan-bahan galian, biji-bijian maupun
bahan-bahan galian industri di samping sumber-sumber tenaga lain.
Sifat
unik kekayaan alam yaitu jumlahnya yang terbatas dan penyebarannya tidak
merata. Sehingga menimbulkan ketergantungan dari dan oleh negara dan bangsa
lain. Bentuk sumber daya alam ada 2 (dua), yaitu sumber daya alam yang dapat
diperbarui dan tidak dapat diperbarui. Sumber daya alam harus diolah atau
dimanfaatkan dengan berprinsip atau asas maksimal, lestari, dan berdaya saing.
a) Asas
Maksimal
Artinya
sumber daya alam yang dikelola atau dimanfaatkan harus benar-benar menciptakan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
b) Asas
Lestari
Artinya
pengolahan sumber daya alam tidak boleh menimbulkan kerusakan lingkungan,
menjaga keseimbangan alam.
c) Asas
Berdaya Saing
Artinya
bahwa hasil-hasil sumber daya alam harus bisa bersaing dengan sumber daya alam
negara lain.
2. Aspek–aspek
Pancagatra
Pancagatra
adalah aspek-aspek kehidupan nasional yang menyangkut kehidupan dan pergaulan
hidup manusia dalam bermasyarakat dan bernegara dengan ikatan-ikatan,
aturan-aturan dan norma-norma tertentu. Hal-hal yang termasuk aspek pancagatra
adalah sebagai berikut.
a. Ideologi
Ideologi
suatu negara diartikan sebagai guiding of principles atau
prinsip yang dijadikan dasar suatu bangsa. Ideologi adalah pengetahuan dasar
atau cita-cita. Ideologi merupakan konsep yang mendalam mengenai kehidupan yang
dicita-citakan serta yang ingin diperjuangkan dalam kehidupan nyata. Ideologi
dapat dijabarkan ke dalam sistem nilai kehidupan, yaitu serangkaian nilai yang
tersusun secara sistematis dan merupakan kebulatan ajaran dan doktrin. Dalam
strategi pembinaan ideologi berikut adalah beberapa prinsip yang harus
diperhatikan.
v Ideologi
harus diaktualisasikan dalam bidang kenegaraan oleh WNI.
v Ideologi
sebagai perekat pemersatu harus ditanamkan pada seluruh WNI.
v Ideologi
harus dijadikan panglima, bukan sebaliknya.
v Aktualisasi
ideologi dikembangkan ke arah keterbukaan dan kedinamisan.
v Ideologi Pancasila mengakui
keanekaragaman dalam hidup berbangsa dan dijadikan alat untuk menyejahterakan
dan mempersatukan masyarakat.
v Kalangan
elite eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus mewujudkan cita-cita bangsa
dengan melaksanakan GBHN dengan mengedepankan kepentingan bangsa.
v Menyosialisasikan
Pancasila sebagai ideologi humanis, religius, demokratis, nasionalis, dan
berkeadilan. Menumbuhkan sikap positif terhadap warga negara dengan
meningkatkan motivasi untuk mewujudkan cita-cita bangsa.
b. Politik
Politik
diartikan sebagai asas, haluan, atau kebijaksanaan yang digunakan untuk
mencapai tujuan dan kekuasaan. Kehidupan politik dapat dibagi ke dalam dua
sektor yaitu sektor masyarakat yang memberikan input dan
sektor pemerintah yang berfungsi sebagai output. Sistem politik
yang diterapkan dalam suatu negara sangat menentukan kehidupan politik di
negara yang bersangkutan. Upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan ketahanan
di bidang politik adalah upaya mencari keseimbangan dan keserasian antara
keluaran dan masukan berdasarkan Pancasila yang merupakan pencerminan
dari demokrasi
Pancasila.
c. Ekonomi
Kegiatan
ekonomi adalah seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola
faktor produksi dan distribusi industri
dan jasa untuk kesejahteraan rakyat. Upaya
meningkatkan ketahanan ekonomi adalah upaya meningkatkan kapasitas produksi dan
kelancaran barang dan jasa secara merata ke seluruh wilayah negara. Upaya untuk
menciptakan ketahanan ekonomi adalah melalui sistem ekonomi yang diarahkan
untuk kemakmuran rakyat.
d. Sosial
Budaya
Sosial
budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamik budaya bangsa yang berisi
keuletan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
ancaman, tantangan, halangan, dan gangguan (ATHG). Gangguan dapat datang dari
dalam maupun dari luar, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
membahayakan kelangsungan hidup sosial NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Esensi ketahanan budaya adalah pengaturan
dan penyelenggaraan kehidupan sosial budaya. Ketahanan budaya merupakan
pengembangan sosial budaya di mana setiap warga masyarakat dapat mengembangkan
kemampuan pribadi dengan segenap potensinya berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
e. Pertahanan
dan Keamanan
Pertahanan
dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamika dalam kehidupan pertahanan dan
keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi ATHG
yang membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Ketahanan di bidang keamanan adalah
ketangguhan suatu bangsa dalam upaya bela negara, di mana seluruh
Ipoleksosbudhankam disusun, dikerahkan secara terpimpin, terintegrasi,
terorganisasi untuk menjamin terselenggaranya Sistem Ketahanan Nasional.
Prinsip-prinsip Sistem Ketahanan Nasional antara lain adalah sebagai berikut.
v Bangsa
Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan.
v Pertahanan
keamanan berlandasan pada landasan ideal Pancasila, landasan konstitusional UUD
1945, dan landasan visional wawasan nusantara.
v Pertahanan
keamanan negara merupakan upaya terpadu yang melibatkan segenap potensi dan
kekuatan nasional.
v Pertahanan
dan keamanan diselenggarakan dengan sistem pertahanan dan keamanan nasional
(Sishankamnas) dan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
(Sishankamrata).
D. Peran
Serta Warga Negara Mendukung Implementasi Wawasan Kebangsaan
Wawasan
nusantara harus dijadikan arahan, pedoman, acuan, dan tuntutan bagi setiap
warga negara Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu, implementasi atau penerapan
wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak
yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi
atau golongan. Dengan kata lain, wawasan nusantara menjadi pola yang mendasari
cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi, menyikapi, atau
menangani berbagai masalah menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Implementasi wawasan nusantara senantiasa berorientasi pada
kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh sebagai
berikut.
1.
Implementasi wawasan nusantara dalam
kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan
dinamis. Hal tersebut nampak dalam wujud pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan
terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.
2.
Implementasi wawasan nusantara dalam
kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin
pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan
adil. Di samping itu, implementasi wawasan nusantara mencerminkan tanggung
jawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat
antardaerah secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri.
3.
Implementasi wawasan nusantara dalam
kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang
mengakui, menerima, dan menghormati segala bentuk perbedaan atau kebinekaan
sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia Sang Pencipta. Implementasi ini juga
akan menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa
membeda-bedakan suku, asal usul daerah, agama atau kepercayaan, serta golongan
berdasarkan status sosialnya.
4.
Implementasi wawasan nusantara dalam
kehidupan pertahanan dan keamanan akan menumbuhkembangkan kesadaran cinta tanah
air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela
negara pada setiap warga negara Indonesia.
Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta bela negara ini akan
menjadi modal utama yang akan menggerakkan partisipasi setiap warga negara
Indonesia dalam menanggapi setiap bentuk ancaman, seberapa pun kecilnya dan
dari manapun datangnya, atau setiap gejala yang membahayakan keselamatan bangsa
dan kedaulatan negara.
5.
Dalam pembinaan seluruh aspek kehidupan
nasional sebagaimana dijelaskan di atas, implementasi wawasan nusantara harus
menjadi nilai yang menjiwai segenap peraturan perundang-undangan yang berlaku
pada setiap strata di seluruh Indonesia. Di samping itu, wawasan nusantara
dapat diimplementasikan ke dalam segenap pranata sosial yang berlaku di
masyarakat dalam nuansa kebinekaan sehingga menciptakan kehidupan yang toleran,
akrab, peduli, hormat, dan taat hukum. Semua itu menggambarkan sikap, paham,
dan semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi sebagai identitas atau
jati diri bangsa Indonesia.
6.
Untuk itu, agar terketuk hati nurani setiap
warga negara Indonesia dan sadar bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
diperlukan pendekatan dengan program yang teratur, terjadwal, dan terarah. Hal
ini akan mewujudkan keberhasilan implementasi Negara Kesatuan Republik
Indonesia melalui pengukuhan wawasan nusantara.
Adapun peran serta dalam
penerapan asas-asas wawasan nusantara dalam tata kehidupan nasional memerlukan
kesamaan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak dalam seluruh proses
penyelenggaraan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mengisi
pembangunan. Peranan siswa dalam mendukung implementasi wawasan nusantara
adalah sebagai berikut.
·
Mendukung persatuan bangsa.
·
Berkemanusiaan yang adil dan beradab.
·
Mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan individu atau golongan.
·
Mendukung upaya untuk mewujudkan suatu
keadilan sosial dalam masyarakat.
·
Mempunyai kemampuan berpikir, bersikap
rasional, dan dinamis, berpandangan luas sebagai intelektual.
·
Mempunyai wawasan kesadaran berbangsa dan
bernegara untuk membela negara yang dilandasi oleh rasa cinta tanah air.
·
Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
·
Memanfaatkan secara aktif ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni untuk kepentingan kemanusiaan, berbangsa dan bernegara.
·
Mewujudkan kepentingan nasional.
·
Memelihara dan memperbaiki demokrasi.
·
Mengembangkan IPTEK yang dilandasi iman dan
takwa.
·
Menciptakan kerukunan umat beragama.
·
Memiliki informasi dan perhatian terhadap
kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
·
Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
·
Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan
sekitar.
·
Merubah budaya negatif yang dapat menciptakan
perselisihan.
·
Mengembangkan kehidupan masyarakat menuju ke
arah yang lebih baik.
·
Memelihara nilai-nilai positif (hidup rukun,
gotong-royong, dll) dalam masyarakat.
E. Contoh Keberhasilan Pelaksanaan Asas Wawasan
Nusantara
Dari
berbagai pemaparan yang telah disampaikan sebelumnya, kita dapat mengetahui
bahwa adanya wawasan nusantara merupakan sesuatu yang serius dan penting demi
keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Penerapan dari
asas wawasan nusantara secara presisi menjadi salah satu faktor dari baiknya
kondisi di tengah masyarakat dan kemajuan dari negara ini. Agar pembaca lebih
memahami bentuk dari wawasan nusantara dalam kehidupan sehari-hari, di bawah
ini penulis paparkan uraian lebih lanjut mengenai contoh keberhasilan
pelaksanaan asas wawasan nusantara:
1.
Wawasan Nusantara dalam Bidang Politik
Ciri
utama dari wawasan nusantara di bidang politik adalah adanya kebijakan atau
tata cara dalam bidang politik yang memiliki corak Pancasila dan UUD 1945 yang
tetap memperhatikan kondisi politik di Indonesia secara berkeadilan. Di bawah
ini merupakan contoh dari keberhasilan pelaksanaan asas wawasan nusantara di
dalam bidang politik:
Diwujudkannya setiap wilayah di nusantara
sebagai satu kesatuan politik yaitu NKRI. Dengan begini setiap daerah memiliki
rasa kepemilikan yang kuat terhadap Indonesia
Diaturnya kehidupan politik bangsa Indonesia
di dalam undang-undang, seperti UU Pemilu, UU Partai Politik, UU Presiden, dan
undang-undang lainnya.
Pelaksanaan kehidupan di masyarakat yang
harus sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar
terjadi ketertiban dan keamanan
Lancarnya pelaksanaan otonomi daerah yang
menjadikan setiap daerah menjadi lebih leluasa dalam memaksimalkan potensi
daerahnya
Dikembangkannya sikap yang baik terhadap hak
asasi manusia dan sikap anti diskriminasi untuk mempersatukan setiap suku,
agama, ras, dan adat istiadat di Indonesia
Penguatan peran Indonesia di dalam dunia
perpolitikan dunia dan peningkatan kapasitas korps diplomatik untuk menjaga
wilayah Indonesia terluar.
2.
Wawasan Nusantara dalam Bidang Ekonomi
Bidang
ekonomi merupakan satu bidang di dalam suatu negara yang memiliki tujuan
pembangunan paling signifikan. Dengan adanya kemajuan di bidang ekonomi, maka
kesejahteraan rakyat akan semakin meningkat dan negara tersebut dapat dikatakan
maju. Maka dari itu, adanya asas wawasan nusantara di dalam bidan politik
merupakan hal yang penting mengingat ciri khas perekonomian bangsa Indonesia
adalah kuatnya asas kerakyatan. Kuberhasil pelaksanaan asas wawasan nusantara
di dalam bidang ekonomi dapat dilihat di dalam contoh-contoh di bawah ini:
Pembangunan ekonomi yang berorientasi pada
pembangunan sektor pertanian, pemerintahan, dan perindustrian karena banyaknya
sumber daya ekonomi yang memiliki potensi ekonomi tinggi di Indonesia.
Keberhasilan pelaksanaan asas otonomi daerah
di berbagai wilayah yang menjadikan adanya keadilan dan keseimbangan antar
daerah dalam melakukan pembangunan di sektor ekonomi
Peningkatan kegiatan ekonomi rakyat dari
sektor Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM) karena adanya kebijakan
pembangunan ekonomi yang melibatkan peran rakyat dengan pemberian fasilitas
kredit mikro untuk pengembangan usaha
3.
Wawasan Nusantara dalam Bidang Sosial Budaya
Salah
satu bidang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang paling banyak
mengalami dinamika di dalam era globalisasi saat ini adalah sektor sosial dan
budaya. Hal ini dikarenakan bidang sosial budaya erat kaitannya dengan diri
manusia itu sendiri dan hubungannya dengan manusia lain di dalam suatu lingkungan
tertentu. Asas wawasan nusantara penting untuk diterapkan dalam bidang ini agar
dinamika dalam masyarakat senantiasa terarahkan dengan baik. Berikut ini contoh
keberhasilan pelaksanaan asas wawasan nusantara dalam bidang sosial budaya:
Pemerataan pembangunan pendidikan di setiap
daerah yang dapat mengembangkan kehidupan bangsa yang seimbang di antara
masyarakat yang mungkin berbeda.
Prioritas pelaksanaan program wajib belajar
bagi daerah tertinggal. Mengingat sulitnya akses pendidikan di daerah tersebut,
maka hal ini akan menjadikan masyarakat daerah tertinggal mudah untuk mengakses
pendidikan
Suksesnya kampanye visit Indonesia menjadikan
rakyat semakin bangga dan mencintai Indonesia serta meningkatkan jumlah
kunjungan oleh turis di berbagai tempat wisata
Mudahnya akses bagi daerah atau cagar budaya
tertentu untuk meminta bantuan dalam rangka pelestarian dan pengembangan cagar
budaya
4.
Wawasan Nusantara dalam Bidang Pertahanan dan
Keamanan
Bidang
pertahanan dan keamanan merupakan suatu bidang yang dimiliki oleh suatu negara
untuk menyelenggarakan dan mempertahankan kedaulatannya. Ketika terjadi
pengaturan atau pelaksanaan yang kurang tepat terhadap bidang ini, bukan tidak
mungkin jika terjadi agresi atau penyerangan dari negara lain atau malah terjadi
pemberontakan oleh rakyat di suatu daerah yang menginginkan kemerdekaannya
sendiri. Di bawah ini merupakan contoh keberhasilan pelaksanaan asas wawasan
nusantara dalam bidang pertahanan dan keamanan:
Diberikannya kesempatan terbuka bagi segenap
rakyat Indonesia dalam kegiatan pembangunan bidang pertahanan dan keamanan
dengan diterimanya anak-anak bangsa di akademi kepolisian atau akademi militer
Diadakannya sistem keamanan lingkungan
(siskamling) sebagai salah satu bentuk upaya aktif rakyat untuk menjaga
keamanan dan ketertiban di lingkungan sekitar
Dibangunnya rasa persatuan dan kesatuan
sehingga ancaman bagi satu daerah juga menjadi ancaman bagi daerah lainnya di
Indonesia.
Penguatan sumber daya manusia di TNI dan
Polri yang profesional serta tersedianya sarana prasarana yang memadai untuk
kegiatan pengamanan di tiap wilayah Indonesia.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wawasan
Nusantara dalam konteks NKRI dapat kita simpulkan antara lain sebagai berikut:
1.
Bangsa adalah orang-orang yang memiliki
kesamaan asal keturunan, adat, bahasa, sejarah serta berpemerintahan sendiri.
Adapun berbangsa adalah manusia yang mempunyai landasan etika, bermoral, dan
berakhlak mulia dalam bersikap mewujudkan makna sosial dan adil.
2.
Negara adalah suatu organisasi yang terdiri
dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami satu
wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata
tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut.
Adapun, bernegara adalah manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan
menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam satu wilayah
Indonesia dan mempunyai cita-cita yang berlandaskan niat untuk bersatu secara
emosional dan rasional dalam membangun rasa nasionalisme secara selektif ke
dalam sikap dan perilaku antar sesama yang berbeda ras, agama, asal keturunan,
adat, bahasa, dan sejarah.
3.
Kesadaran adalah sikap menyadari bahwa kita
berbeda dengan yang lain. Artinya, menyadari bahwa bangsa Indonesia berbeda
dengan bangsa lain, khususnya dalam sejarah berdirinya bangsa Indonesia.
4.
Berdasarkan sejarah kemerdekaan dan
pembangunan bangsa Indonesia, kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan modal
awal dalam membangun dan memperjuangkannya. Hal ini membutuhkan konsistensi
yang berlanjut guna menjaga kesatuan nasional, bangsa, dan negara.
B. Saran
Semoga
kita bisa menjadi warga negara Indonesia yang baik dan memiliki wawasan
kebangsaan. Selain itu, juga diharapkan mempunyai karakter untuk bersikap
menjadi generasi muda yang unggul.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2016. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Lemhanas. 1997. Wawasan
Nusantara. Jakarta: PT Balai Pustaka.
Nuryadi, Heri M.S. Faridy. 2010. Pendidikan
Kewarganegaraan: Wawasan Kebangsaan. Jakarta: BSNP-BSE.
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah
SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Wawasan
Nusantara dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan Makalah PPKn yang berjudul Makalah Wawasan
Nusantara dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Dan kami juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah
Wawasan Nusantara dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia ini sehingga
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang
Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
Semoga Makalah Wawasan Nusantara dalam Konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Penyangkak, Januari 2023
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................................i
KATA
PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR
ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang..................................................................................................1
B.
Rumusan Masalah............................................................................................1
C.
Tujuan
Penulisan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Wawasan Nusantara………………………………….........................................3
B.
Kedudukan,fungsi, dan tujuan wawasan nusantara……………………….……5
C.
Aspek Trigatra dan pancagatra dalam wawasan nusantara……………….….6
D.
Peran serta warga Negara mendukung implementasi wawasan kebangsaan9
E.
Contoh keberhasilan pelaksanaan asas wawasan nusantara………….……11
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................................14
B.
Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar