BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Bahasa adalah
sarana berpikir baik untuk menyampaikan pesan kepada orang lain maupun untuk
menerima pesan dari orang lain. Pikiran yang disampaikan dalam pembicaraan atau
tulisan diungkapkan melalui rangkaian kata yang terpilih dan tersusun menurut
kaidah tertentu. Bahasa sebagai symbol yang bermakna terdiri atas satuan-
satuan tertentu yang secara fungsional saling berhubungan sebagai suatu system.
Satuan terkecil yang mengandung makna berupa kata atau frasa (kelompok kata),
sedangkan satuan yang lebih besar yang mengandung pikiran berupa kalimat.
Kalimat adalah
bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan
intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi
final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya,
atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan
bahwa kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak
mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan makna menunjukkan sebuah kalimat
harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud
penuturannya. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan bahasa sebagai sarana
berpikir dan berkomunikasi banyak ditentukan oleh penguasaan kaidah kalimat
yang didukung oleh kosakata yang memadai.
Hal inilah yang
kemudian menarik untuk diketahui tentang bagaimana pengertian kalimat, bagian-
bagiannya dan jenis kalimat tunggal. Oleh karena itu penulis berusaha untuk
memberikan pemahaman tentang pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga
makalah ini dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan
yang dikaji.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar
belakang di atas dapat diambil rumusan permasalahan yaitu
1. Apakah pengertian kalimat?
2. Apa saja bagian- bagian kalimat?
1.3. Tujuan Penulian
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kalimat
2. Untuk Mengetahui Bagia-Bagian Kalimat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Kalimat
Kalimat adalah
satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran (Widjono, 2007). Kalimat
dapat dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa tulis. Dalam bahasa lisan,
kalimat adalah satuan bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan kata,
gabungan kata dengan frasa, atau gabungan frasa dengan frasa, yang minimal
berupa sebuah klausa bebas yang minimal mengandung satu subjek dan prediket,
satuan bahasa itu didahului oleh suatu kesenyapan awal, diselingi atau tidak
diselingi oleh kesenyapan antara dan diakhiri dengan kesenyapan akhir yang
berupa intonasi final, yaitu intonasi berita, tanya, intonasi perintah, dan
intonasi kagum. Dalam bahasa tulis, kalimat adalah satuan bahasa yang diawali
oleh huruf kapital, diselingi atau tidak diselingi tanda koma (,), titik dua
(:), atau titik koma (;), dan diakhiri dengan lambang intonasi final yaitu
tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Adapun ciri- ciri
kalimat yaitu
1. Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan
diakhiri dengan kesenyapan. Dalam bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.
2. Sekurang-kurangnya terdiri dari atas subjek dan
prediket.
3. Predikat transitif disertai objek, prediket
intransitif dapat disertai pelengkap.
4. Mengandung pikiran yang utuh.
5. Mengandung urutan logis, setiap kata atau kelompok
kata yang mendukung fungsi (subjek, prediket, objek, dan keterangan) disusun
dalam satuan menurut fungsinya.
6. Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas.
7. Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau
lebih, kalimat-kalimat disusun dalam satuan makna pikiran yang saling
berhubungan.
Berdasarkan cara menyusun subjek predikatnya kalimat
terdiri :
1. Kalimat inversi (susun balik)
Kalimat inversi adalah kalimat yang predikatnya
mendahului subjek. Kalimat
ini dipakai untuk penekanan atau ketegasan makna. Ciri kalimat versi kata atau
frasa tertentu yang pertama muncul dalam tuturan akan menjadi kata kunci yang
mempengaruhi makna dalam hal menimbulkan kesan tertentu, dibandingkan dengan
bila kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua.
Contoh :
a. Memasak, ibu
untuk makan siang
P
S
b. Ambilkan buku diatas
meja itu !
P
S
c. Sepakat kami
untuk belajar bersama
P
S
2. Kalimat versi (
pola S-P-O-K )
Kalimat versi adalah kalimat yang susunannya sesuai dengan
tata bahasa indonesia
( S-P-O-K )
Contoh :
a. Ia bekerja di
Jakarta
b. Ia membelikan
paman sebungkus rokok
Berdasarkan
kelengkapan
unsurnya terbagi menjadi dua yaitu :
1. Kalimat Mayor :
kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur pusat (inti)
Contoh kalimat mayor :
a. Kakak membaca.
b. Ia mengambil
buku itu.
2. Kalimat Minor :
kalimat yang hanya mengandung satu unsur pusat (inti)
Contoh Kalimat minor:
a. Pulang !
b. Sangat mahal.
Berdasarkan ada / tidaknya objek dibagi menjadi dua yaitu :
1. Kalimat
transitif : kalimat yang memiliki objek
Contoh :
a. Perampok itu
memukul Tohir dengan balok.
b. Nita menyapu
halaman rumahnya.
2. Kalimat
intransitif : kalimat yang tidak mempunyai objek.
Contoh :
a. Paman berobat ke
Jakarta
b. Dia
mengangguk-angguk saja.
Kalimat
Berdasarkan Isinya dibagi menjadi :
1. Kalimat berita:
menceritakan kejadian / keadaan
a. Herman tidak
ikut berdarmawisata karena tidak punya cukup uang.
2. Kalimat tanya :
berisi pertanyaan
§ Siapa yang
terpilih menjadi ketua partai itu
§ Mengapa kamu
sampai terjerumus dalam pemakaian obat terlarang itu ?
3. Kalimat
perintah: memberikan perintah untuk melakukan sesuatu
§ Pergilah dari
sini. (perintah langsung / kasar)
§ Tolong, jangan
ribut di ruangan ini ! (perintah halus)
§ Biarkan dia
bermain ! (pembiaran)
§ Para peserta
seminar dimohon memasuki ruangan ! (permohonan)
§ Terimakasih
untuk tidak merokok ! ( larangan halus)
§ Ayolah kita
belajar ! ( harapan)
4. Kalimat seru :
mengungkapkan perasaan/ emosi yang kuat
§ Aduh, saya
pusing memikirkan ulah anak saya !
§ Wah, kamu
sungguh beruntung !
§ Bukan main
pandainya kamu mempermainkan perasaan perempuan !
§ Hai, hari cerah
begini masakan kamu tidur saja di rumah !
Berdasarkan jumlah Klausa dibagi menjadi :
1. Kalimat Tunggal
·
kalimat yang memiliki satu pola (klausa).
·
satu subjek, satu predikat, satu objek, dan
keterangan.
2. Kalimat Majemuk
terdiri atas satu atau lebih kalimat tunggal (klausa)
yang saling berhubungan baik koordinasi maupun
subordinasi.
Kalimat majemuk adalah
kalimat yangmempunyai dua atau lebih klausa. Terdiri dari:
v Kalimat Majemuk
Setara (KMS)
Kalimat majemuk setara
adalah kalimat yang terdiri atas dua atau lebih klausa mandiri yang dihubungkan
dengan kata penghubung setara ( dan ; tetapi ; atau ; melainkan ) atau tanda
koma.
Contoh :
Engkau tinggal
di sini atau pergi
dengan saya.
S
P
K (S) P
K
Toko itu terbakar dan hanya sebagian
kecil isinya dapat diselamatkan
S
P
S P
Aku duduk kembali dan pikiranku melayang ke
kampung halamanku.
S
P
S
P
K
v Kalimat Majemuk
Bertingkat
Kalimat majemuk
bertingkat adalah : kalimat yang terdiri dari atas sebuah klausa
mandiri dan satu atau lebih klausa bawahan (anak
kalimat) Beberapa kata penghubung kalimat majemuk bertingkat yang mengawali
anak kalimat (Klausa bawahan) :
·
Karena,
sebab :
menandai klausa keterangan yang menandai hubungan sebab.
·
Ketika,
manakala, sebelum, sesudah
: klausa keterangan yang menandai hubungan waktu.
·
Jika,
kalau, bila
: klausa keterangan yang menandai hubungan syarat.
·
Supaya,
agar : klausa keterangan
yang menandai hubungan maksud.
·
Meskipun,
walaupun, biarpun
: klausa keterangan yang menandai hubungan konsesif.
·
Sehingga,
maka : klausa keterangan
yang menandai hubungan akibat.
·
Bahwa : klausa benda yang mengisyaratkan
hubungan sasaran (objektif).
Contoh kalimat majemuk
bertingkat :
Aku duduk di tanah setelah
sampai di tepian danau.
S
P
K (S)
P
K
Struktur : S-P- Ket.
Tempat – Keterangan Waktu
(S) – P – K
Dindingnya berlumut karena gardu itu tidak terawat.
S
P
S
P
Struktur
: S-P- Keterangan sebab
S - P
2.2. Bagian-
Bagian Kalimat
Bagian- bagian
kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama
lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata, yaitu subjek (S),
predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa
Indonesia baku terdiri dari sekurang-kurangnya atas dua unsur, yakni S dan P. Unsur
yang lain (O, Pel, dan Ket) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib
hadir, atau wajib tidak hadir. Adapun bagian- bagian kalimat secara rinci
yaitu:
1. Subjek
Fungsi subjek merupakan pokok dalam
sebuah kalimat. Pokok kalimat itu dibicarakan atau dijelaskan oleh fungsi
kalimat lain, yaitu predikat. Ciri-ciri subjek adalah sebagai berikut:
a. Jawaban apa atau siapa,
b. Dapat didahului oleh kata bahwa,
c. Berupa kata atau frasa benda (nomina)
d. Dapat diserta kata ini atau itu,
e. Dapat disertai pewatas yang,
f. Tidak didahului preposisi di, dalam, pada, kepada,
bagi, untuk, dan lain-lain,
g. Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi
dapat diingkarkan dengan kata bukan.
Hubungan subjek dan prediket dapat dilihat pada
contoh-contoh di bawah ini.
Adik bermain.
S
P
Ibu memasak.
S
P
2. Predikat
Predikat merupakan unsur yang
membicarakan atau menjelaskan pokok kalimat atau subjek. Hubungan predikat dan
pokok kalimat dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini.
Adik bermain.
S
P
Adik adalah
pokok kalimat
bermain adalah
yang menjelaskan pokok kalimat.
Ibu memasak.
S
P
Ibu adalah
pokok kalimat
memasak adalah
yang menjelaskan pokok kalimat. Prediket mempunyai
ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Bagian kalimat yang menjelaskan pokok kalimat,
b. Dalam kalimat susun biasa, prediket berada langsung di
belakang subjek,
c. Prediket umumnya diisi oleh verba atau frasa verba,
d. Dalam kalimat susun biasa (S-P) prediket berintonasi
lebih rendah,
e. Prediket merupakan unsur kalimat yang mendapatkan
partikel –lah,
f. Prediket dapat merupakan jawaban dari pertanyaan apa
yang dilakukan (pokok kalimat) atau bagaimana (pokok kalimat).
3. Objek
Fungsi objek adalah unsur kalimat
yang kehadirannya dituntut oleh verba transitif pengisi predikat dalam kalimat
aktif. Objek dapat dikenali dengan melihat verba transitif pengisi predikat
yang mendahuluinya seperti yang terlihat pada contoh di bawah ini.
Dosen menerangkan materi.
S
P
O
menerangkan
adalah verba transitif.
Ibu menyuapi adik.
S
P
O
Menyuapi adalah verba transitif. Objek mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Berupa nomina atau frasa nominal
b. Berada langsung di belakang predikat (yang diisi oleh
verba transitif)
c. Dapat diganti enklitik –nya, ku atau –mu
d. Objek dapat menggantikan kedudukan subjek ketika
kalimat aktif transitif dipasifkan
4. Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang
berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur
kalimat. Pelengkap (pel.) bentuknya mirip dengan objek karena sama-sama diisi
oleh nomina atau frasa nominal dan keduanya berpotensi untuk berada langsung di
belakang predikat. Kemiripan antara objek dan pelengkap dapat dilihat pada
contoh berikut.
Bu Minah berdagang sayur di pasar pagi.
S
P
pel. ket.
Bu Minah menjual sayur di pasar pagi.
S
P
O
ket.
Pelengkap
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kehadirannya dituntut oleh predikat aktif yang diisi
oleh verba yang dilekati oleh prefiks ber dan predikat pasif yang diisi oleh
verba yang dilekati oleh prefiks di- atau ter
b. Pelengkap merupakan fungsi kalimat yang kehadirannya
dituntut oleh verba dwitransitif pengisi predikat
c. Pelengkap merupakan unsur kalimat yang kehadirannya
mengikuti predikat yang diisi oleh verba adalah, ialah, merupakan, dan menjadi
d. Dalam kalimat, jika tidak ada objek, pelengkap
terletak langsung di belakang predikat, tetapi kalau predikat diikuti oleh
objek, pelengkap berada di belakang objek
e. Pelengkap tidak dapat diganti dengan
pronomina –nya
f. Satuan bahasa pengisi pelengkap dalam
kalimat aktif tidak mampu menduduki fungsi subjek apabila kalimat aktif itu
dijadikan kalimat pasif
5. Keterangan
Keterangan adalah unsur
kalimat yang memberikan keterangan kepada seluruh kalimat. Sebagian besar unsur
keterangan merupakan unsur tambahan dalam kalimat. Keterangan sebagai unsur
tambahan dalam kalimat dapat dilihat pada contoh berikut.
Ibu membeli kue di pasar.
S
P
O Ket.
Tempat
Ayah
menonton TV tadi pagi.
S
P
O Ket. Waktu
Keterangan
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Umumnya merupakan keterangan tambahan atau
unsur yang tidak wajib dalam kalimat
b. Keterangan dapat berpindah tempat tanpa merusak
struktur dan makna kalimat
c. Keterangan diisi oleh adverbia, adjektiva, frasa
adverbial, frasa adjektival, dan klausa terikat
Berdasarkan maknanya keterangan dapat dibedakan atas :
1. Keterangan tempat, yaitu keterangan yang mengandung makna tempat. Keterangan tempat diawali
oleh preposisi di, ke, dari (di) dalam
2. Keterangan waktu, yaitu keterangan yang mengandung makna waktu. Keterangan waktu diawali
oleh preposisi pada, dalam, se-, sepanjang, selama, sebelum, sesudah. Selain
itu ada keterangan waktu yang tidak diawali oleh preposisi, misalnya sekarang,
besok, kemarin, nanti.
3. Keterangan alat, yaitu keterangan yang mengandung makna alat. Keterangan alat diawali oleh
preposisi dengan dan tanpa.
4. Keterangan cara, yaitu keterangan yang berdasarkan relasi antarunsurnya, bermakna cara
dalam melakukan kegiatan tertentu. Keterangan cara ditandai oleh preposisi
dengan, secara, dengan cara, dengan jalan, tanpa.
5. Keterangan tujuan, yaitu keterangan yang dalam hubungan antar unsurnya mengandung makna
tujuan. Keterangan tujuan ditandai oleh preposisi agar, supaya, untuk, bagi,
demi.
6. Keterangan penyerta, yaitu keterangan yang berdasarkan relasi antarunsurnya yang membentuk
makna penyerta.
7. Keterangan perbandingan, yaitu keterangan yang relasi antar unsurnya
membentuk makna perbandingan. Keterangan perbandingan ditandai oleh preposisi
seperti, bagaikan, laksana,
8. Keterangan sebab, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk makna sebab.
Keterangan sebab dtandai oleh konjungtor sebab dan karena
9. Keterangan akibat, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk makna akibat.
Keterangan akibat ditandai oleh konjungtor sehingga dan akibatnya
10. Keterangan syarat, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk makna syarat.
Keterangan syarat ditandai oleh konjungtor jika dan apabila
11. Keterangan pengandaian, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk
makna pengandaian. Keterangan pengandaian ditandai oleh konjungtor andaikata, seandainya
dan andaikan
12. Keterangan atributif, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk makna
penjelasan dari suatu nomina.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dari hasil
pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: Kalimat adalah
satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan
pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun,
dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud
tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Adapun bagian- bagian
kalimat terdiri atas: subyek, prediket, objek, pelengkap dan keterangan
3.2. Saran
Adapun Saran
penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada siswa - siswi agar lebih
meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana pengertian
sebuah kalimat, bagian- bagiannya dan jenis kalimat tunggal
DAFTAR PUSTAKA
blogercahcilik.blogspot.com/.../
tata-kalimat-bahasa-indonesia.html
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Bahasa Indonesia tentang Kalimat.
Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Kerkap, februari 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUL...............................................................................................................i
KATA
PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang...................................................................................................................1
1.2. Rumusan
Masalah.............................................................................................................2
1.3. Tujuan
Penulisan..............................................................................................................2
BAB
I PENDAHULUAN
2.1. Pengertian Kalimat..........................................................................................................3
2.2.Bagian-bagian
Kalimat....................................................................................................5
BAB
III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................11
3.2.Saran.................................................................................................................................11
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar