PERJUANGAN DI BERBAGAI DAERAH UNTUK MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN




1.  Pertempuran 10 November di Surabaya
Pada tanggal 28 Oktober 1945 terjadi insiden di Bank Internasional Jembatan Merah Surabaya yang menewaskan Brigjend. Mallaby. Sekutu meminta agar pembunuh Mallaby menyerahkan diri.
Tanggal 9 November 1945 Sekutu mengeluarkan ultimatum yang memerintahkan agar semua pimpinan dan orang indoneia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang telah ditentukan. Meraka harus menyerahkan diri dan mengangkat tangan.
Batas waktu ultimatum adalah pukul 06.00  tanggal 10 November 1945. rakyat dipimpin gubernur Soeroyo menolak ultimatum tersebut, akibatnya Surabaya digempur dari darat, laut dan udara. Bung Tomo membakar semangat pejuang dengan pidato-pidatonya lewat stasiun radio di jalan Mawar Nomor 4 Surabaya.
Pertempuran terakhir terjadi di Gunung Sari tanggal 28 November 1945, untuk mengenang kepahlawanan rakyat Surabaya maka tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.
2.  Bandung Lautan Api (23 Maret 1946)
Tanggal 29 Oktober 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum agar TKR meningggalkan kota Bandung bagian Utara. TKR di bawah pimpinan Aruji Kartawinata menolak ultimatum tersebut.
Tanggal 23 Maret 1946 Sekutu mengeluarkan ultimatum II yang menuntut agar TKR meninggalkan seluruh Bandung. Oleh karena itu mantaati instruksi pemerintah pusat maka TKR meninggalkan Bandung sambil membumihanguskan kota Bandung bagian Selatan. Tujuannya agar sekutu mengalami kesulitan akomodasi dan logistik.
3.  Peristiwa Palagan Ambarawa (21 November – 15 Desember 1945)
Pertempuran terjadi karena Sekutu secara sepihak membebaskan tawanan Belanda di Magelang dan Ambarawa. Pada tanggal 12 – 15 Desember 1945, TKR melancarkan serangan serempak di bawah pimpinan Kolonel Sudirman dan berhasil memaksa Sekutu (Inggris) mundur ke Semarang. Peristiwa ini diperingati setiap tanggal 15 Desember sebagai Hari Infanteri.
4.  Pertempuran Medan Area (10 Desember 1945)
Pasukan Sekutu dipimpin T.E.D. Kelly tiba di Medan tanggal 9 Oktober 1945. sebagai batas kekuasaan, Sekutu memasang papan pembatas yang bertuliskan FIXED BOUNDARES MEDAN AREA dan pada tanggal 10 Desember 1945 melancarkan operasi militer besar-besaran.
Meskipun seluruh Medan berhasil dikuasai Sekutu, namun perlawanan TKR bersama rakyat tidak padam. Para pejuang membentuk Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area yang berhasil menekan pertahanan Sekutu. 
5.  Peristiwa Merah Putih di Manado (14 Februari 1946)
Timbulnya perlawanan dikarenakan Sekutu melarang rakyat mengibarkan bendera Merah Putih. Kemudian TKR dan eks anggota KNIL pro RI menyerbu tangsi Teting dan mengambil bendera Belanda, merobek warna birunya, kemudian mengibarkannya sebagai bendera Merah Putih.
6.  Perisiwa Merah Putih di Biak, Papua (14 Maret 1948)
Pada tanggal 14 Maret 1948 rakyat menyerbu tangsi Belanda di Sorido dan Biak. Selanjutnya para pemuda dipimpin oleh Yoseph mencoba mengibarkan Sang Merah Putih di seluruh Biak.
7.  Perang Puputan Margarana di Bali (18 November 1946)
 Belanda tiba di Bali tanggal 2 Maret 1946. tujuannya untuk membentuk Negara Indonesia Timur (NIT) dengan mengajak kerjasama I Gusti Ngurah Rai. Namun I Gusti Ngurah Rai menolaknya, karena Bali tidak menjadi bagian negara Republik Indonesia. Pada tanggal 18 November 1946 I Gusti Ngurah Rai dengan pasukan Ciung Wanara mengobarkan perang “Puputan” artinya sampai tetes darah penghabisan di desa Margarana 
8.  Pertempuran di Sulawesi Selatan.
Tanggal 25 Desember 1946 pasukan Belanda dipimpin Kapten Raymond Westerling membunuh ribuan rakyat di Sulawesi Selatan. Pembantaian itu dilakukan setelah terjadi pertempuran dengan pasukan “Harimau Indonesia” yang dipimpin Wolter Mongunsidi di Barombong tanggal 3 November 1946. setelah diadakan KMB, Belanda menghukum mati Robert Wolter Monginsidi mengumandangkan semboyannya yang terkenal yaitu “Setia hingga terakhir dalam keyakinan”. 
9.  Pertempuran Empat Hari di Surakarta (7 – 10 Agustus 1949)
TRI dipimpin oleh Letkol Slamet Riyadi menghadapi pasukan Belanda yang mengadakan tekanan militer di Surakarka (Solo). Peristiwa ini dikenal dengan pertempuran empat hari di Solo. 
10.      Pertempuran Laut di Teluk Cirebon (5 januari 1947)
 Pertempuran laut ini terjadi setelah kapal perang Belanda menyerang iring-iringan kapal RI yang kembali dari latihan bersama (AD dan AL). dalam hal ini kapal Belanda berhasil menenggelamkan KRI Gajah Mada yang dipimpin oleh Letnan Samadikun.


DAERAH KEKUASAAN BELANDA DAN KONFLIK INDONESIA BELANDA
Perjuangan Diplomasi
Secara umum perjuangan bngsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan melalaui dua cara, yaitu perjuangan secara fisik ataupun perjuangan bersenjata dan juga melalui perundingan-perundingan. Ada beberapa perundingan yang dilakukan Indonesia dengan Belanda yang difasilitasi oleh dunia Internasional. Perundingan-perundingan trsebut antara lain:
1.     Perundingan linggarjati
Kontak senjata yang terjadi antara pejuang dengan tentara sekutu dan juga diboncengi oleh NICA, telah menimbulkan banyak korban. Melihat kondisi tersebut para pemimpin dari kedua belah pihak akhirnya berupaya mencari jalan damai menyalesaikan perselisihan tersebut. Setelah beberapa perundingan mengalami kegagalan , kedua belah pihak bertemu kembali dalam perundinagn linggarjati sehingga dikenal dengan perjanjian linggarjati.
2.    Agresi Milter Belanda I
Perjanjian linggarjati bukan merupakan jalan perdamaian antara dua belah pihak. Bahkan hubungan antara RI dan Belanda justru semakin memburuk. Belanda taernyata hanya memanfaatkan perundingan tersebut sebagai upaya untuk memperkuat diri dengan menambah jumlah pasukan. Belanda pun akhirnya berupaya untuk mengingkari perjanjian dengan mengajukan tuntutan yang memberatkan Indonesia. Pokok-pokok tuntutan Belanda yaitu:
a.    Membentuk pemerintahan ad interim bersama
b.    Mengeluarkan mata uang bersama
c.    Indonesia harus mengirim beras ke daerah-daerah yang diduduki belanda
d.    Adanya “gandarmeirie” yaitu pembentukan pasukan keamanan bersama yang juga dapat masuk ke wilayah RI
Penolakan belanda terhadap tuntutan belanda tersebut akhirnya dijadikan alasan oleh belanda untuk menyatakan tidak terikat lagi dengan perjanjian linggat\rjati. Sikap tersebut kemudian dilanjutkan dengan mengadakan serangan terhadap Ri pada tanggal 21 juli 1947 yang kemudian kita sebut dengan agresi militer balanda I.
Agresi militer belanda I ini mengakibatkan wilayah Indonesia semakin sempit dari dunia internasional berkaitan dengan abresi itu yaitu:
a.    Australia dan India bereaksi keras serta mendesak dewan keamanan PBB segera membahas masalah ini
b.    Negara-negara arab menjadi mantap nuntuk mengakui kedaulatan kepada RI secar de jure.
c.    Palang merah Malaya dan india mengirimkan bantuan obat-obatan yang dikirim lewat pesawat Dakota dari singapur namun pesawat tersebut jatuh oleh balanda di Yogyakarta
d.    Mesir mengecam tindakan belanda dan dianggap sebagai ancaman perdamaian dunia.
3.    Perjanjian renville
Tindak lanjut dari terbentuknya KTN maka segera dilakukan perundingan antara Indonesia –belanda diatas sebuah kapal milik amerika serikat yang bernama USS Renville pada tanggal 8 december 1947. Dalam dalam perundingan ini anggota delegasi belanda didomonasi oleh orang-orang Indonesia yang pro Belanda. Hal ini menunjukan belanda masi tetap berkeinginan menguasai Indonesia dengan politik adu domba.
Perundingan renville dilakukan pada tanggal 8 december 1942 sampai 17 januari 1948. Pokok isi dari perundingan tersebut yaitu:
a.    Belanda tetap berdaulat atas wilayah RI sampai kedaulatannya di serahkan kepada RIS yang segera dibentuk RIS yang kedua
b.    RIS sejajar dengan Belanda dalam UNI Indonesia-belanda
c.    Republic Indonesia merupakan Negara bagian RIS
d.    Pasukan republic Indonesia yang berada di daera kantong harus ditarik ke wilayah RI.
Daerah kantong adalah daera yang berada dibalekang garis van mook.
4.    Agresi militer belanda II dan pembentukan PDR RI
Krisis politik dan keamanan di Indonesia akibat pemberontakan PKI dimanfaatkan oleh belanda untuk kembali menekan Indonesia. Pada tanggl 18 december 1948 belanda secara sepihak membatalkan persetujuan genjatan senjata sekaligus menyatakan tidak terikat pada hasil-hasil renville dan pada tanggal 19 december 1948 belanda melancarkan aagresi militer belanda yang kedua dengan menyerbu ibukota repblik Indonesia Yogyakarta. Lapangan udara maguwo harjo Yogyakarta diserbu pasukan belanda bahkan kota Yogyakarta dengan mudah dikuasai. Presiden soekarno-moh.hatta memilih ditawan oleh belanda kemudian diasingkan ke Bangka. Para anggota cabinet bnerinisiatif untuk mengadakan siding serta memutuskan untuk memberikan mandate kepada menteri kemakmuran rakyat yang membentuk PDRI (pemerintah darurat ra\epublik Indonesia). Apabila PDRI gagal dibentuk di Sumatra maka agar a.amaramis, LN palar, dan Dr sudarsono untuk membentuk PDRI di india.
Angresi militer belanda II mendapat kecaman dunia internasional Burma(Myanmar) dan india memprakarsai diselenggarakannya konferensi asia untuk Indonesia di new delhi –india tanggal 20-23 januari 1949. Agresi militer beanda II dihadapin oleh rakyat Indonesia dengan penyerangan balik terhadap fasilitas komunikasi belanda. Puncak penyerangan adalah serangan umum 1 maret 1949 telah sesuai dengan tujuan yaitu:
a.    Internal
·         Mendukung secara perjuangan diplomatis
·         Menumbuhkan semangat perjuangan rakyat
b.    Eksternal
·         Menunjukan kepada dunia internasional bahwa TNI mempunyai kekuatan untuk melakukan penyerangan
·         Mematahkan moral pasukan belanda
5.    Perundingan roem reyen
Kecaman dunia semakin keras terhadap agresi militer belanda II kepada Indonesia. PBB berusaha menyelesaikannya melalui perundingan dengan mengganti PCITM(komisi tiga Negara) menjadi UNCI (united national commission for Indonesia). Atas prakarsa UNCI tersebut tanggal 7 mei 1949 tercapai persetujuan roem roten, delegasi Indonesia dipimpin oleh moh.roem dan delegasi belanda dipimpin Dr.J.H royen. Dalam perundingan ini Indonesia menyampaikan beberapa hal yaitu:
a.    Pemeritah Indonesia mengeluarkan perinta penghentian perang gerilya
b.    Pemerintah Indonesia bersedia menghadiriri konferensi meja bundar
c.    Bekerja sama dengan menjaga perdamaian dan kesetabilitas perdamaian
Sedangkan pihak belanda, menyampaikan pernyataannya yang isinya:
a.    Menyetujui pemerintah RI kembali ke Yogyakarta
b.    Membebaskan tawanan politik
c.    Menyetujui RI sebagai bagian dari RIS
d.    Segera melaksanakan KMB
6.    Konferensi inter Indonesia
Sebelum diadakan konferensi meja bundar pemerintah republic Indonesia  mengadakan koordinasi terlebih dahulu dengan BFO. BFO merupakan Negara-negara boneka

Komentar