BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dewasa ini
masalah lingkungan banyak menjadi perhatian karena bentuk kehidupan baik pada
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan organisme lainnya akan saling mempengaruhi
satu dengan yang lain dalam interaksi yang unik dengan lingkungan. Telah
disadari secara luas bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi harus
dibayar oleh umat manusia berupa pencemaran lingkungan hidup.
Pencemaran
(pollution) didefenisikan sebagai segala perubahan yang tidak dikehendaki pada
sifat udara, air, tanah atau makanan yang dapat mempengaruhi kegiatan kesehatan
dan keselamatan makhluk hidup.
Ada beberapa
dampak negatif yang ditimbulkan oleh pencemaran lingkungan antara lain sebagai
berikut.
1. terganggunya kenyamanan dan estetika → bau tidak sedap,
mengurangi daya pandang diudara, dan bangunan berdebu.
2. kerusakan barang → perkaratan logam dan pelapukan meterial bangunan
3. bahaya bagi kesehatan → tersebarnya penyakit menular, iritasi saluran
pernapasan, timbulnya kanker dan kelainan genetika.
4. ancaman bagi tumbuhan dan hewan → berkurangnya
hasik pertanian, pepohonan menjadi layu dan punahnya beberapa spesies hewan
langka.
Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi
sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi
karena manusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin
hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi
karena seseorang menggunakan akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap
masalah yang dihadapinya.
Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian
mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan
peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut
kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh
perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi
baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak
manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia. Ringkas kata kemajuan
IPTEK yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan
memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat
dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri sendiri akan kenyataan
bahwa IPTEK mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pencemaran Lingkungan?
2. Sebutkan dan Jelaskan Jenis-jenis Pencemaran?
3. Bagaimana Parameter Pencemaran Lingkungan?
4. Jelaskan Perubahan Lingkungan yang Terjadi di Sekitar
Kita?
5. Bagaimana Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan?
6. Apa Saja Jenis-Jenis Limbah dan Bagaimana
Pemanfaatannya?
1.3.
Tujuan Penulisan
Tujuan yang
ingin dicapai dengan adanya makalah ini adalah bisa membantu memberikan
informasi dan referensi masalah pencemaran lingkungan diantaranya:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pencemaran Lingkungan
2. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Pencemaran Lingkungan
3. Untuk Mengetahui Parameter Pencemaran Lingkungan
4. Untuk Mengetahui Perubahan Lingkungan
5. Untuk Mengetahui Upaya Pencegahan Pencemaran
Lingkungan
6. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Limbah dan Cara
Pemanfaatannya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Pencemaran Lingkungan
Pencemaran
lingkungan (polusi) adalah masuknya ahluk hidup, zat, energi dan atau komponen
lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia, atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke
tingkat tertentu yang menybabkan lingkungan tidak berfungsi.
Penyebab
pencemaran adalah kegiatan mannusia terutama di biddang industri, yang
menghasilkan limbah atau hasil buangan sisa produksi. Limbah dan zat-zat lain
penyebab pencearan secara umum disebut sebagai polutan atau zat pencemar.
Polutan atau faktor penyebab polusi bisa berupa mahluk hidup, zat, senyawa, dan
energi. Sehingga polutan tersebut dapat kita kelompokkan menjadi polutan
biologi, polutan fisika, dan polutan kimia. Polutan biologi adalah
polutan yang berupa mahluk hidup terutama kelompok mikroorganisme, seperti
bakteri dan virus yang sering terdapat pada kotoran, sisa-sisa makanan, dan
jasad organisme yang lain. Polutan fisika atau polutan energi adalah polutan
yang disebabkan oleh faktor-faktor fisik seperti panas, dingin, dan radiasi.
Sedangkan polutan kimia adalah polutan yang mengandung logam merkuri (Hg), gas
CO2, gas CFC, debu logam berat, asbes, pestisida gas CO, gas H2S,
partikl SO2, NO2, dan batubara.
2.2. Macam-macam
Pencemaran
1. Menurut Tempat
Terjadinya
1) Pencemaran
tanah
Gejala pencemaran tanah dapat diketahui dari tanah yang tidak
dapat digunakan untuk keperluan fisik manusia. Tanah yang tidak dapat
digunakan, misalnya tidak dapat ditanami tumbuhan, tandus dan kurang mengandung
air tanah. Faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya pencemaran tanah antara
lain pembuangan bahan sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme,
seperti plastik, kaleng, kaca, sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap
ke tanah. Faktor lain, yaitu penggunaan pestisida dan detergen yang merembes ke
dalam tanah dapat berpengaruh terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah. Pada
saat ini hampir semua pemupukan tanah menggunakan pupuk buatan atau anorganik.
Zat atau unsur hara yang terkandung dalam pupuk anorganik adalah nitrogen (dalam
bentuk nitrat atau urea), fosfor (dalam bentuk fosfat), dan kalium. Meskipun
pupuk anorganik ini sangat menolong untuk meningkatkan hasil pertanian, tetapi
pemakaian dalam jangka panjang tanpa dikombinasi dengan pupuk organik
mengakibatkan dampak yang kurang bagus. Dampaknya antara lain hilangnya humus
dari tanah, tanah menjadi kompak (padat) dan keras, dan kurang sesuai untuk
tumbuhnya tanaman pertanian. Selain itu, pupuk buatan yang diperjualbelikan
umumnya mengandung unsur hara yang tidak lengkapm terutama unsur-unsur mikro
yang sangat dibutuhkan tumbuhan dan juga pupuk organik mudah larut dan terbawa
ke perairan, misalnya danau atau sungai yang menyebabkan terjadinya
eutrofikasi. Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan
tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada
manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di
atasnya.
Cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran tanah, antara
lain sebagai berikut.
a. Sebelum
dibuang ke tanah senyawa sintetis seperti plastik sebaiknya diuraikan lebih
dahulu, misalnya dengan dibakar
b. Untuk
bahan-bahan yang dapat didaur ulang, hendaknya dilakukanproses daur ulang,
seperti kaca, plastik, kaleng, dan sebagainya.
c. Membuang
sampah pada tempatnya.
d. Penggunaan
pestisida dengan dosis yang telah ditentukan.
e. Penggunaan
pupuk anorganik secara tidak berlebihan pada tanaman.
f. Remidiasi
Kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah dikenal dengan remediasi. Sebelum
melakukan remediasi, hal yang perlu diketahui:
-
Jenis pencemar (organik atau anorganik),
terdegradasi atau tidak, berbahaya atau tidak.
-
Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari
tanah tersebut.
-
Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfat
(P).
-
Jenis tanah.
-
Kondisi tanah (basah, kering).
-
Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di
lokasi tersebut.
-
Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan
segera/bisa ditunda).
g. Remediasi
onsite dan offsite
Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in situ (atau on site)
dan ex situ (atau off site). Pembersihan on site adalah pembersihan di lokasi.
Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting
(injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off site meliputi penggalian tanah
yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah
aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak atau tanki yang kedap, kemudian zat pembersih
dipompakan ke bak atau tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan
keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah.
Pembersihan off site ini jauh lebih mahal dan rumit.
h. Bioremediasi
Bioremediasi merupakan proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah, ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30 : 1, dan ketersediaan oksigen.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi:
Bioremediasi merupakan proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah, ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30 : 1, dan ketersediaan oksigen.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi:
-
Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi
tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH,
dan sebagainya.
-
Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi
tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus.
-
Penerapan immobilized enzymes.
-
Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk
menghilangkan atau mengubah pencemar.
2) Pencemaran
air
Pencemaran air dapat diketahui dari perubahan warna, bau,
serta adanya kematian dari biota air, baik sebagian atau seluruhnya. Bahan
polutan yang dapat menyebabkan polusi air antara lain limbah pabrik, detergen,
pestisida, minyak, dan bahan organik yang berupa sisa-sisa organisme yang
mengalami pembusukan. Untuk mengetahui tingkat pencemaran air dapat dilihat melalui
besarnya kandungan O2 yang terlarut. Ada 2 cara yang digunakan untuk menentukan
kadar oksigen dalam air, yaitu secara kimia dengan COD (Chemical Oxygen Demand)
dan BOD (Biochemical Oxygen Demand). Makin besar harga BOD makin tinggi pula
tingkat pencemarannya. Polusi air yang berat dapat menyebabkan polutan meresap
ke dalam air tanah yang menjadi sumber air untuk kehidupan sehari-hari seperti
mencuci, mandi, memasak, dan untuk air minum. Air tanah yang sudah tercemar
akan sulit sekali untuk dikembalikan menjadi air bersih. Pengenceran dan
penguraian polutan pada air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan
tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob. Penggunaan pupuk dan pestisida
yang berlebihan merupakan salah satu sumber pencemaran air. Pupuk dan pestisida
yang larut di air akan menyebabkan eutrofikasi yang mengakibatkan ledakan
(blooming) tumbuhan air, misalnya alga dan ganggang. Cara pencegahan dan
penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Cara
pemakaian pestisida sesuai aturan yang ada.
b. Sisa air
buangan pabrik dinetralkan lebih dahulu sebelum dibuang ke sungai
c. Pembuangan
air limbah pabrik tidak boleh melalui daerah pemukiman penduduk. Hal ini
bertujuan untuk menghindari keracunan yang mungkin terjadi karena penggunaan
air sungai oleh penduduk.
d. Setiap
rumah hendaknya membuat septi tank yang baik.
3) Pencemaran
udara
Pencemaran udara dapat bersumber dari manusia atau dapat
berasal dari alam. Pencemaran oleh alam, misalnya letusan gunung berapi yang
mengeluarkan debu, gas CO, SO2, dan H2S. Partikel-partikel zat padat yang
mencemari udara di antaranya berupa debu, jelaga, dan partikel logam. Partikel
logam yang paling banyak menyebabkan pencemaran adalah Pb yang berasal dari
pembakaran bensin yang mengandung TEL (tetraethyl timbel). Adanya pencemaran
udara ditunjukkan oleh adanya gangguan pada makhluk hidup yang berupa kesukaran
bernapas, batuk, sakit tenggorokan, mata pedih, serta daun-daun yang menguning
pada tanaman. Zat-zat lain yang umumnya mencemari lingkungan, antara lain:
a. Oksida
karbon (CO dan CO2) dapat mengganggu pernapasan, tekanan darah, saraf, dan
mengikat Hb sehingga sel kekurangan O2.
b. Oksida
sulfur (SO2 dan SO3) dapat merusak selaput lendir hidung dan tenggorokan.
c. Oksida
nitrogen (NO dan NO2) dapat menimbulkan kanker.
d. Hidrokarbon
(CH4 dan C4H10), menyebabkan kerusakan saraf pusat.
e. Ozon (O3)
menyebabkan bronkithis dan dapat mengoksidasi lipida. Cara pencegahan dan
penanggulangan terhadap pencemaran udara, antara lain sebagai berikut.
-
Perlu dibatasi penggunaan bahan bakar yang
menghasilkan CO.
-
Menerapkan program penghijauan di kota-kota untuk
mengurangi tingkat pencemaran.
-
Memilih lokasi pabrik dan industri yang jauh dari
keramaian dan pada tanah yang kurang produktif.
-
Gas-gas buangan pabrik perlu dibersihkan dahulu
sebelum dikeluarkan ke udara bebas. Pembersihan dapat menggunakan alat
tertentu, misalnya cottrell yang berfungsi untuk menyerap debu. Meningkatnya
kadar karbon dioksida di atmosfer juga dapat membahayakan kelangsungan hidup
makhluk hidup yang ada di bumi ini. Konsentrasi karbon dioksida yang berasal
dari sisa pembakaran, asap kendaraan, dan asap pabrik dapat menimbulkan efek
rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca dapat mengakibatkan:
·
Adanya pemanasan global yang mengakibatkan naiknya
suhu di bumi.
·
Mencairnya es yang ada di kutub, sehingga
mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
·
Tenggelamnya daratan (pulau) sebagai akibat dari
mencairnya es di kutub.
4) Pencemaran
suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor,
kapal terbang, deru mesin pabrik, radio, atau tape recorder yang berbunyi keras
sehingga mengganggu pendengaran.
2. Menurut Bahan Pencemar
a. Pencemaran
kimiawi
adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa zat
radioaktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), pupuk anorganik, pestisida,
detergen, dan minyak.
b. Pencemaran
biologi
adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa
mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba coli, dan Salmonella
thyposa.
c. Pencemaran
fisik
adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa
kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.
2.3. Parameter Pencemaran dalam Lingkungan
Untuk mengetahui apakah suatu
lingkungan tercemar atau tidak, atau untuk mengetahui seberapa besar kadar
pencemaran dalam lingkungan dapat dilihat dari parameter sebagai berikut:
1. Parameter
Kimia
Parameter ini meliputi kandungan karbon dioksida, tingkat
keasaman, dan kadar logam-logam berat dalam lingkungan tersebut.
2. Parameter
Biokimia
Parameter biokimia dapat dilihat dari BOD (Biologycal Oxygen
Demand) atau kebutuhan oksigen secara biologis.
3. Parameter
Fisik
Dilihat dari suhu, warna, rasa, bau, dan juga radioaktivitas
pada lokasi tersebut.
4. Parameter
Biologi
Parameter biologi meliputi ada tidaknya mikroorganisme dalam
wilayah tersebut.
2.4. Perubahan Lingkungan
Perubahan lingkungan dapat
terjadi oleh aktivitas manusia atau kejadian alam seperti letusan gunung
berapi, tanah longsor, dan kebakaran hutan. Perubahan lingkungan yang terjadi,
baik yang dilakukan oleh manusia atau kejadian alam dapat bersifat positif, artinya
bermanfaat bagi kesejahteraan manusia dan bersifat negatif yang merugikan bagi
kehidupan manusia. Perubahan lingkungan terjadi apabila ada perubahan dalam
daur biologi atau daur biogeokimia. Penebangan pohon di hutan tanpa perhitungan
akan menimbulkan akibat yang saling berantai antara faktor biotik dan abiotik.
Penebangan hutan berarti menghilangkan sebagian besar produsen dalam suatu
ekosistem. Karena itu akan menyebabkan kepunahan sebagian flora dan fauna yang
ada di hutan tersebut. Pengaruh yang lainnya, dengan pembukaan hutan akan
menyebabkan perubahan dalam daur hidrologi. Bila hujan turun pada tanah yang
terbuka, maka air akan langsung masuk ke dalam tanah yang memiliki kesuburan
yang tinggi. Dengan tidak adanya pohon yang menahan air hujan yang meresap ke
dalam tanah akan menyebabkan aliran air di permukaan tanah menjadi besar.
Adanya aliran yang besar dan cepat akan mengikis permukaan tanah yang subur.
Hilangnya kesuburan tanah akan mengurangi populasi cacing tanah yang berperan
membantu menyuburkan tanah. Kurangnya resapan air di dalam tanah akan
menyebabkan kekeringan di musim kemarau. Dengan penebangan pohon, menyebabkan
dasar hutan lebih banyak menerima cahaya matahari dan suhu akan naik, yang
dapat menyebabkan lebih cepatnya penguraian sampah organik sebagai sumber zat
hara tanah. Penguraian sampah organik di tanah secara drastis akan mengganggu
daur nitrogen. Selain penebangan hutan, penggunaan pestisida maupun pupuk yang
berlebihan juga akan menyebabkan perubahan lingkungan. Pemasukan limbah,
seperti pupuk anorganik pada perairan akan menyebabkan bertambahnya zat hara
yang lebih besar dibandingkan dengan yang dapat diserap pada daur biologi dalam
proses penguraian dan fotosintesis. Zat hara yang kaya akan merangsang
pertumbuhan fitoplankton terutama ganggang biru yang semuanya tidak dapat
dikonsumsi oleh zooplankton. Selain itu, populasi fitoplankton yang sangat
banyak pada permukaan air akan menghalangi cahaya matahari menembus perairan
bagian bawah yang dapat menyebabkan kerugian bagi berbagai organisme, sehingga
menyebabkan kematian. Penggunaan pestisida dan herbisida yang bermanfaat untuk
membasmi gulma dan hama dalam jangka panjang secara langsung maupun tidak
langsung akan membahayakan ekosistem. Penggunaan pestisida juga dapat menyebabkan
kematian hewan-hewan invertebrata maupun vertebrata. Pengembalian lingkungan
yang sudah berubah merupakan pekerjaan yang sulit dan memerlukan biaya yang
besar serta waktu yang panjang. Untuk itu perlu dijaga agar kerusakan
lingkungan tidak terjadi. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian
lingkungan, seperti:
1.
Melakukan perlindungan hutan dengan cara antara
lain: menebang hutan secara selektif, melakukan reboisasi, mencegah terjadinya
kebakaran hutan, pangadaan taman nasional, dan lain-lain.
2.
Menggunakan pestisida dan pupuk sesuai dosis yang
dianjurkan.
3.
Mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai atau ke
saluran air yang lain.
4.
Tidak membuang sampah sembarangan.
5.
Melakukan proses daur ulang untuk sampah yang bisa
dimanfaatkan.
2.5.
Upaya Pencegahan
Pencemaran Lingkungan
Pada dasarnya ada tiga cara yang
dapat dilakukan dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan, yaitu:
1. Secara
Administratif
Upaya pencegahan pencemaran lingkungan secara administratif
adalah pencegahan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah dengan
cara mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan lingkungan
hidup. Contohnya adalah dengan keluarnya undang-undang tentang pokok-pokok
pengelolaan lingkungan hidup yang dikeluarkan oleh presiden Republik Indonesia
pada tanggal 11 Maret 1982. Dengan adanya AMDAL sebelum adanya proyek
pembangunan pabrik dan proyek yang lainnya.
2. Secara
Teknologis
Cara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit
pengolahan limbah sendiri. Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik
wajib mengolah limbah tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang tidak
berbahaya bagi lingkungan.
3. Secara
Edukatif
Cara ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap
masyarakat akan pentingnya lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran
lingkungan. Selain itu, dapat dilakukan melalui jalur pendidikan-pendidikan
formal atau sekolah.
2.6.
Jenis-jenis
Limbah dan Pemanfaatan Limbah
Seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk, maka kebutuhan manusia juga semakin meningkat sehingga jumlah
sampah yang dihasilkan juga semakin tinggi. Limbah yang langsung dibuang ke
lingkungan tanpa diolah terlebih dulu dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
Secara biologis, limbah dapat dibagi menjadi:
1. Limbah
yang Dapat Diuraikan (Biodegradable)
Limbah jenis ini adalah limbah yang dapat diuraikan atau\
didekomposisi, baik secara alamiah yang dilakukan oleh dekomposer (bakteri dan
jamur) ataupun yang disengaja oleh manusia, contohnya adalah limbah rumah
tangga, kotoran hewan, daun, dan ranting.
2.
Limbah yang Tak Dapat Diuraikan
(Nonbiodegradable)
Adalah limbah yang tidak dapat diuraikan secara alamiah oleh
dekomposer. Keberadaan limbah jenis ini di alam sangat membahayakan, contohnya
adalah timbal (Pb), merkuri, dan plastik. Untuk menanggulangi menumpuknya
sampah tersebut maka diperlukan upaya untuk dapat menanggulangi hal tersebut.
Pemanfaatan limbah dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu
dengan proses daur ulang menjadi produk tertentu yang bermanfaat dan tanpa daur
ulang.
a.
Melalui Daur Ulang
Baik limbah organik (yang berasal dari sisa makhluk hidup)
maupun sampah anorganik (dari bahan-bahan tak hidup atau bahan sintetis) dapat
dimanfaatkan menjadi suatu produk yang bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
Limbah-limbah organik seperti sisa-sisa kotoran hewan dan yang berasal dari
tumbuhan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan untuk
menyuburkan tanaman. Limbah kertas juga dapat didaur ulang menjadi kertas baru.
Limbah pabrik tahu yang biasanya dibuang begitu saja juga dapat dimanfaatkan
menjadi makanan yang berserat tinggi yang baik untuk pencernaan. Limbah-limbah
anorganik, contohnya besi, aluminium, botol kaca, dan plastik dapat didaur
ulang menjadi produk-produk baru. Besi tua dan aluminium dapat dilebur
dijadikan bubur kemudian dicetak menjadi besi baja dan aluminium yang baru.
Limbah-limbah plastik juga dapat dilebur dijadikan peralatan rumah tangga dan
peralatan lain dari plastik.
b.
Tanpa Daur Ulang
Selain melalui daur ulang, sampah juga bisa langsung
dimanfaatkan tanpa daur ulang. Contohnya adalah pemanfaatan ban-ban bekas yang
dijadikan perabot ( meja, kursi, dan pot ), serbuk gergaji sebagai media\
penanaman jamur, botol, dan kaleng yang dapat digunakan untuk pot.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pencemaran lingkungan adalah
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam
sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya.
Daur uang limbah dapat
memperkecil dampak pencemaran oleh pembuangan limbah ke lingkungan, dapat di
lakukan dengan melakukan daur ulang (recycle), menggunakan kembali (reuse),
perawatan (repair), dan penghematan (reduce). Tidak semua limbah dapat di daur
ulang, maka perlu dilakukan pemisahan limbah menurut jenisnya.
3.2.
Saran
pada bagian akhir iini penuis ingin menyampaikan beberapa saran kepada para pembaca :
pada bagian akhir iini penuis ingin menyampaikan beberapa saran kepada para pembaca :
1.
Lingkungan merupakan faktor pendukung roda
kehidupan manusia, untu itu jaga dan lestarikan lingkungan di sekitar kita.
2.
Jangan membuang sampah atau limbah lainnya secara
sembarangan
3.
Jika pembaca ingin menebang satu pohon, maka
tanamlah dua, agar lingkungan lebih lestari.
4.
Gunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan
5.
Hemat energi
DAFTAR PUSTAKA
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyajikan Makalah tentang “PENCEMARAN LINGKUNGAN” ini. Seperti yang kita ketahui, isu lingkungan menjadi isu duni adewasa ini. Lingkungan yang didiami manusia, hampir 70% mengalami pencemaran. Hal ini dapat mengancam kelangsungan hidup manusia di dunia.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Kepala SMA Negeri 1 Kerkap selaku
pembina dan pelindung kami selama bersekolah di SMA Negeri 1 Kerkap.
2. Bapak Yondra Erlandi ,S.Ps selaku Guru Mata
Pelajaran Biologi yang telah memberikan
bimbingannya selama penulis menyusun Makalah ini.
3. Rekan-rekan yang sama-sama saling bantu dalam
penyusunan Makalah ini.
4. Orang tua kami yang telah memberi dukungan
materi maupun moril selama menuntut ilmu di SMA Negeri 1 Kerkap.
Kami
menyadari bahwa tulisan ini tidak sempurna, untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kemajuan penulis di masa yang
akan datang.
Akhirnya
semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi para
pembaca.
Kerkap, Januari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL...............................................................................................................i
KATA
PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR
ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang..................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3. Tujuan
Penulisan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Pencemaran Lingkungan...........................................................................3
2.2.Macam-macam
Pencemaran...........................................................................................3
2.3.Parameter Pencemaran Dalam Lingkungan.................................................................9
2.4.Perubahan
Lingkungan....................................................................................................9
2.5.Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan.............................................................11
2.6.Jenis-jenis Limbah dan Pemanfaatan
Limbah..........................................................11
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................13
3.2.Saran................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BalasHapusThese days a lot of environmental problems of concern because of life forms in humans , animals , plants and other organisms will influence each other in a unique interaction with the environment ..
togel singapura